Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia-manusia Problematik

4 Juli 2024   08:31 Diperbarui: 4 Juli 2024   08:40 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah di perairan. (Kompas.com/garry Lotulung)

Lain waktu dia bicara tentang Samin. Lelaki yang sukanya suruh sana suruh sini. "Dalihnya dia tetua di sini. Lalu dengan entengnya minta yang lebih muda untuk memijat. Kan feodal banget itu," kata Duki.

"Kalian juga hati-hati dengan Karmo. Kalau bisa jangan berhubungan dengan dia. Setiap omongan akan dia pelintir untuk keuntungan dia pribadi," ujar Duki.

Satu per satu orang-orang problematik dia telanjangi. Sebab, kampungnya memang problematik. Kampung tak maju karena banyak orang problematik.

Duki terus mengulang cerita ketika nongkrong dengan anak muda. Dia berharap anak muda tak ada yang problematik.

Satu ketika saat nongkrong, ada yang teriak dari jalan ke Duki. Saat itu, Duki nongkrong dengan beberapa pemuda.

"Hei Duki!!" Teriak lelaki yang memakai helm dan masker.

"Dasar lelaki problematik. Tiap hari nongkrong ngobrolin orang. Kerja Duki, kerja!" Teriak lelaki itu sembari berlalu.

Sejak saat itu Duki merasa marwahnya runtuh di hadapan para pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun