Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Polemik Jumlah Pemain Asing di Liga 1 dan Logika Pasar Bebas

9 Juni 2024   07:43 Diperbarui: 9 Juni 2024   07:50 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizky Ridho, salah satu pemain yang dibutuhkan pasar bebas. (Dok PSSI)

Belakangan ramai di media sosial polemik penambahan pemain asing di Liga 1 musim depan. Musim depan kuota pemain asing adalah delapan alias bertambah dua dari musim lalu.

Yang kontra dengan kebijakan itu adalah karena bisa meminggirkan pemain lokal di skuad utama klub. Yang dukung kebijakan itu karena bisa menaikkan kualitas Liga 1 dan pemain lokal.

Tapi jika saya menilai, ini adalah soal logika pasar bebas. Siapa yang terbaik dan bisa memberi keuntungan, maka akan dipakai. Tak peduli itu pemain lokal atau pemain asing.

Logika itu sudah merebak di banyak aspek. Bukan hanya sepak bola. Perusahaan yang sehat dan mau untung, pasti akan cari pekerja berkualitas dan terbaik. Tak masalah bayar pekerja mahal asal keuntungan perusahaan berlipat.

Mereka yang leha-leha di perusahaan, yang kerja tak becus tapi rajin meminta hak gaji, pelan tapi pasti akan tergusur. Orang-orang yang mapan dalam arti negatif itu pelan tapi pasti akan tersingkir. Tinggal menunggu waktu saja.

Kelak, prediksi saya, di birokrasi juga akan seperti itu. Birokrasi kelak akan jadi mesin pencari uang bagi negara (walaupun secara filosofis salah).

Ketika dipaksa berkreasi mencari uang, maka yang dipakai adalah mereka yang berkualitas, mengikuti zaman, punya etika yang baik. Mereka yang kerjanya ngga jelas pasti akan tersingkir.

Jadi saudara-saudara, logika pasar bebas pasti akan terjadi. Apalagi sepak bola, pasti akan lebih cepat terjadi logika pasar bebas.

Kenapa sepak bola lebih rentan dengan mekanisme pasar bebas? Ya karena uang yang berputar di sepak bola besar.

Jadi pada akhirnya semua ingin mencari keuntungan lebih besar dari sepak bola. Dengan cara memperbaiki tim agar bisa bersaing. Jika bisa bersaing akan ada iklan yang lebih besar yang masuk. Jika sepak bola menarik, nyaman, berkualitas, maka akan banyak yang mau investasi.

Maka pemain yang tak profesional akan tersisih. Logika pasar bebas memang begitu. Pemain sepak bola yang attitude-nya kurang bakal tersisih. Pemain sepak bola yang lebih suka dunia malam akan tersisih. Pemain sepak bola yang kerepotan bicara bahasa Inggris juga bisa tersisih.

Jadi persaingan keras itu adalah keniscayaan. Cari untung di lingkaran sepak bola adalah keniscayaan.

Lagipula siapa yang mau bayar mahal tapi kerja biasa saja? Siapa yang mau bayar mahal tapi tak bisa bersaing?

Zaman sekarang tak ada lagi afirmasi. Memang kejam. Sudah banyak yang tersungkur. Pekerja tradisional banyak yang ditinggalkan. Semua harus berubah untuk bertahan.

Jadi apakah saya setuju dengan banyaknya pemain asing? Saya tidak membahas setuju atau tak setuju, tapi logika pasar bebas pasti akan terjadi. Siapa yang bagus dan menguntungkan akan dipakai.

Pasar bebas, teknologi, kemajuan finansial, memang mengabaikan perasaan. Siapa yang melawan, besar kemungkinan kalah. Sebab semua sedang bergerak menuju uang, termasuk kamu yang kalah itu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun