Tekanan besar muncul saat Indonesia mulai masuk semifinal Piala Asia U23. Tekanan dan harapan agar Indonesia lolos ke Olimpiade 2024.
Mungkin saja karena tekanan itu, performa Indonesia melorot di dua laga akhir. Indonesia kalah dari Uzbekistan dan Irak.
Itu hanya dugaan saya saja. Dugaan bahwa tekanan begitu besar membuat keseimbangan pemain oleng. Maklum saja, mereka datang sebagai underdog, sebagai debutan.
Jika tekanan itu tetap muncul jelang lawan Guinea, mungkin saja akan makin memberatkan. Tapi itu dugaan saya saja.
Lalu bagaimana? Ya sudah, main seenjoy mungkin, sebaik yang bisa dilakukan. Sembari kita yang tak main berdoa agar Indonesia mendapatkan hasil maksimal.
Karena saya lihat, ketika ekspektasi itu muncul timnas di era Shin Tae-yong ini memang sering gagal. Tapi ketika ekspektasi tak terlalu besar, mereka bisa main lepas.
Coba kita tarik ke belakang. Saat jelang Piala AFF 2020 yang berlangsung di 2021, berapa ekspektasi publik? Seingat saya harapan waktu itu masih normal saja.
Tapi Indonesia bisa main luar biasa khususnya lawan Malaysia. Kala itu menang 4-1. Indonesia memang gagal juara, tapi ekspektasi mulai membengkak.
Saat Sea Games 2021 yang berlangsung di 2022, setahu saya ekspektasinya mulai meninggi. Setidaknya banyak yang yakin Indonesia ke final. Tapi semua tahu Indonesia hanya sampai semifinal.
Sea Games adalah tim U23 plus. Nah kemudian jelang kualifikasi Piala Asia 2023, ekspektasi membumbung tinggi. Hasilnya Indonesia main buruk lawan Bangladesh di laga uji coba.