Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Manajemen Informasi Korban Bencana, Perlunya Pengabar Resmi dari Pemerintah

5 Desember 2023   05:12 Diperbarui: 5 Desember 2023   05:47 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erupsi Gunung Marapi. (Pos gunung marapi sumbar dipublikasikan kompas.com)

Berita duka datang dari Gunung Marapi Sumatera Barat. Saat erupsi, ada yang terjebak di gunung dan akhirnya meninggal dunia.

Saat lihat media sosial, info yang banyak dicari adalah keberadaan korban. Mungkin kerabat atau keluarga mereka yang mendaki di Gunung Marapi.

Nah, informasi soal korban memang sangat banyak. Ada informasi dari lembaga ini, ada informasi dari lembaga itu, ada informasi dari perorangan, ada informasi dari media, dan lainnya.

Saya punya gambaran, khusus untuk korban bencana, informasi resmi hendaknya dari satu lembaga saja. Jika pun ada lembaga/perorangan yang mengabarkan korban bencana ya tak apa-apa. Tapi hanya satu lembaga yang resmi yang diberi tugas pemerintah untuk menginformasikan korban bencana. Jadi, hanya ada satu lembaga pengabar resmi dari pemerintah.

Update korban bencana, nama-nama korban bencana, mereka yang belum terdeteksi namanya. Info itu bisa diungkap oleh lembaga resmi tersebut secara berkala dan akurat.

Tidak bisa dipungkiri penanganan bencana memang membutuhkan banyak pihak dan lembaga. Jika saya lihat, ada BPBD, SAR, PMI, dan relawan lainnya. Tapi khusus untuk informasi korban bencana, hanya satu lembaga yang resmi diberi wewenang merilis oleh pemerintah.

Sekali lagi, jika ada lembaga/perorangan menginformasikan korban bencana, tak masalah. Tapi hanya ada satu lembaga resmi yang ditunjuk untuk merilis korban bencana.

Zaman ini, informasi tak bisa dibendung, tapi bisa diminimalisir kesimpangsiuran informasi dengan menunjuk satu lembaga resmi sebagai corong khusus untuk mengungkap nama-nama korban bencana.

Tapi ini hanya pandangan. Pandangan yang bermula dari kebingungan karena ada potensi informasi yang bisa dimaknai berbeda ketika banyak lembaga dimaknai sebagai "pengabar resmi" terkait korban bencana.

Skala Besar

Tentu saja tulisan di atas berlaku untuk bencana dengan skala besar. Bencana dengan skala besar adalah yang merenggut banyak korban. 

Ketika ada banyak korban  maka akan ada banyak pihak yang mencari tahu informasi soal korban.

Kalau bencana dengan skala kecil atau yang jumlah korbannya hanya hitungan jari, maka lembaga resmi di tulisan atas tersebut tak pelu dipakai. Sebab jika jumlah korbannya sedikit, maka akan mudah terdeteksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun