Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saat Bapak Ditinggal Pergi Anak Lelakinya

8 November 2023   20:19 Diperbarui: 8 November 2023   20:24 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tiga hari lalu Rais telepon ibunya. Aku sebenarnya sangat ingin dengar suaranya dari telepon. Tapi aku malu. Dari balik kamar aku menyingkap korden melihat ibunya menahan tangis saat telepon Rais. Menahan tangis karena kangen. Istriku tak mau Rais rapuh karena tangis ibunya, kangen ibunya. Kau tahu, aku lebih gila lagi. Aku benar-benar menggebu-gebu ingin bicara padanya lewat telepon. Sekadar bilang 'kamu jangan lupa sholat'. Tapi aku ngga bisa. Aku malu," ujarnya.

"Kemudian setelah telepon itu, istriku memelukku. Dia mengaku sangat kangen dengan Rais. Istriku juga bilang bahwa Rais menanyakan kabarku. Dia kangen ayahnya ternyata. Kata istriku, Rais meminta agar aku tidak lupa sholat. Istriku memelukku erat sembari sesenggungan kangen dengan Rais yang kini lebih sering di lautan," kata Darso padaku.

Aku pun seperti ingin menangis dengar kerinduan orangtua pada anak lelaki sulungnya itu. Sebab, aku juga tahu Rais anak yang tidak nakal. Cuma memang lebih sering berantem dengan ayahnya. Berantemnya hanya kata-kata, tak pernah aku melihat kedunya baku pukul.

"Kau tahu," kata Darso melanjutkan.

"Kau tahu setelah rindu menggebu itu, istriku pulas tertidur. Dia kemudian mengigau, 'Kalau Rais kaya, suruh dia jadi wali kota pak. Lalu usahakan sekuat tenaga agar dia bisa ikut pemilihan presiden', begitu kata istriku," ujar Darso.

"Preeeet, politik lagi, politik lagi," ujarku lalu pulang. Tak terbekas sedikit pun cerita sedih setelah Darso bicara politik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun