STY) menggunakan strategi yang langka dipakai banyak pelatih. Namun, strategi STY berbuah hasil, saat Indonesia mengalahkan Brunei Darussalam 6-0.
Shin Tae-yong (Apa sih strategi langka yang dibuat STY? Menurut saya adalah karena STY memainkan dua tombak. Memainkan dua pemain dengan tipikal sama sebagai penyerang.
Di babak pertama ada Dimas Drajad dan Hokky Caraka. Sejauh sepengetahuan saya, keduanya adalah sosok nomor 9. Mereka adalah ujung tombak. Penyerang yang bertugas mencetak gol.
Di babak kedua, Hokky ditarik digantikan Ramadhan Sananta. Ramadhan Sananta seperti diketahui adalah nomor 9 murni. Ramadhan berduet dengan Dimas Drajad.
Apa hasilnya? Dari enam gol, lima gol dibuat penyerang. Dimas membuat tiga gol dan Ramadhan Sananta membuat dua gol.
Proses gol terakhir oleh Dimas Drajad juga menjelaskan bahwa dia tombak Indonesia tak saling berebut.
Setahu saya memang jarang STY memainkan dua tombak kembar di depan. Jika pun memainkan dua penyerang, biasanya yang satu bertipe pengumpan atau pemantul alias bukan nomor 9 murni.
Nah kali ini STY memakai strategi tak biasa. Dia memainkan dua pemain nomor 9 secara bersamaan. Kemudian, secara hasil juga maksimal.
Bisa saja di leg kedua STY akan kembali memainkan tombak kembar. Tapi jika pun dimainkan tombak kembar mungkin di babak kedua karena Indonesia selaku tamu.
Saya menduga untuk lawan yang lebih ringan (tanpa meremehkan Brunei) STY akan berani memasang dua tombak kembar. Ke depannya STY akan percaya diri memasang tombak kembar. Hanya saja untuk melawan tim yang setara atau lebih kuat, saya tak yakin STY memakai tombak kembar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H