Ibu-ibu Muslimat dengan seragam hijau itu bisa berbondong-bondong sangat banyak mendatangi pengajian. Â Itulah massa dari Khofifah. Saya duga fenomena di Jawa Timur sama dengan Jawa Tengah. Itulah massa Khofifah.
Selanjutnya, basis massa Khofifah bisa dilihat selama tiga kali Pilkada Jawa Timur. Selama tiga kali Pilkada, parpol pengusung Khofifah berubah ubah. Tapi suara Khofifah stabil. Artinya figur Khofifah lebih kuat daripada parpol pengusung.
Dia memang kalah di dua pilkada. Tapi kekalahannya tidak telak. Kemudian di Pilkada yang ketiga, Khofifah menang. Lawan Khofifah di tiga pilkada itu juga elite NU, Saifullah Yusuf.
Artinya Khofifah bisa bertarung dengan Gus Ipul yang kekuatannya juga tak main-main di Jawa Timur. Saya bisa bilang begini karena beberapa teman saya dari Jawa Timur memberi gambaran betapa kuatnya Saifullah Yusuf.
Maka, Khofifah adalah figur yang menjanjikan untuk merebut suara di Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Dua provinsi itu memiliki jumlah pemilih yang besar, yang banyak.
Jika Khofifah maju, maka orang NU yang dulu pro dengan Gus Dur, sepertinya akan merapat ke Khofifah.
Nah, jika Prabowo menggandeng Khofifah, maka ada keuntungan bagi Prabowo untuk bermain di Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah.
Hanya saja, menurut saya Khofifah tak kuat di luar Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah. Jika seperti itu tinggal bagaimana Prabowo menggunakan popularitasnya untuk mendulang suara di luar Jatim dan Jateng.
Apakah Prabowo akan menggandeng Khofifah? Entahlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H