Indonesia gagal juara AFF U23 karena ketidakberuntungan. Sebab kalah adu penalti dari Vietnam pada Sabtu (26/8/2023). Bagi saya pertandingan itu menegaskan tentang bagusnya Vietnam dan briliannya Shin Tae-yong (STY).
Saat mengalahkan Malaysia, saya melihat Vietnam memang mengerikan. Saya tulis di Kompasiana tentang ngerinya performa Vietnam.
Tapi saya juga menuliskan bahwa Indonesia memiliki STY, pelatih yang brilian. Dan laga final itu terbukti bahwa Vietnam (walau tim level 2) memang mengerikan dan STY brilian.
Serangan Vietnam khususnya di babak kedua benar-benar bikin deg-degan. Mereka mengancam gawang Indonesia berkali-kali. Untungnya, kiper Indonesia Ernando Ari bermain luar biasa.
Vietnam, entah sengaja atau tidak, memaksa para pemain Indonesia ke tepi dan ke belakang. Pemain Indonesia ke tepi karena mempressing serangan Vietnam dari sayap.
Ada sebuah momen Beckham Putra terlihat terpaksa mempressing ke samping dan konsekuensinya lini tengah Indonesia bolong. Beckham dengan gesturenya ingin mengungkapkan bahwa ketika dia ke tepi, maka tengah bolong.
Beberapa kali di babak kedua, Vietnam bisa mengalirkan bola ke tengah tanpa penjagaan. Ya karena pemain Indonesia dipaksa ke samping.
Kemudian karena serangan Vietnam bertubi-tubi, Rifki Dwi harus lebih ke belakang membantu pertahanan. Bayangkan ketika gelandang tersedot ke samping dan belakang, tengah Indonesia bolong.
Maka, ketika Vietnam menyerang dari sayap lalu mengumpan bola mendatar, yang diincar bukan striker, tapi gelandang yang tiba-tiba maju ke depan dan tak terkawal. Kenapa tak terkawal? Ya karena tengah Indonesia sudah bolong, menyisakan Arkhan Fikri.
Mungkin STY tahu bahwa Vietnam akan main begitu, seperti yang ditunjukkan ketika melawan Malaysia. Mungkin STY juga tahu bahwa di skuadnya minim pemain tengah. Lebih banyak pemain sayap.
Maka STY sepertinya menginstruksikan main langsung ke depan. Karena memang kalah di tengah. Jadi menyerang tanpa lewat tengah. Langsung ke depan.
Beberapa kali dapat bola, pemain Indonesia langsung mengalirkan bola ke depan memanfaatkan keunggulan Ramadan Sanantha yang memang bagus dan Sroyer yang cepat.
Permainan langsung ke depan beberapa kali merepotkan Vietnam. Mengapa merepotkan Vietnam? Karena efek pilihan permainan Vietnam adalah garis pertahanan tinggi.
Indonesia bahkan hanya dengan tiga pemain saat serangan balik, bisa membahayakan. STY menurut saya memang brilian. Dia paham harus bagaimana bertemu dengan siapa.
Satu hal yang selalu saya ingat, jika STY main dengan tiga bek plus dua bek sayap, maka itu tanda Indonesia akan lebih bertahan dan bakal sulit dijebol. Di senior atau junior, jika STY memakai tiga bek plus dua bek sayap, maka pertahanannya sangat kuat. Apalagi satu gelandang akan turun membantu.
Bagi saya itulah strategi maksimal STY dengan skuad seadanya dan persiapan kurang. Indonesia tak juara. Tak apa. Semoga di kualifikasi Piala Asia U23, Indonesia berhasil dan lolos ke Piala Asia U23 tahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H