Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kudatuli, 27 Juli, 27 Tahun Lalu, Budiman Sudjatmiko, Pemilu 1997

27 Juli 2023   08:19 Diperbarui: 27 Juli 2023   08:21 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusuhan 27 Juli 1996. (kompas/julian sihombing dipublikasikan kompas.com)

Di masa Orde Baru, kasus 27 Juli 1996 adalah salah satu pemantik gerakan melawan Orde Baru waktu itu. Setelah 27 tahun berlalu, masihkah ingat bahwa ada kasus 27 Juli?

Mengutip berbagai sumber yang tercantum di Wikipedia, Kerusuhan 27 Juli 1996 ada yang menyebut Kudatuli akronim dari kerusuhan dua puluh tujuh Juli. Ada juga yang menyebutnya Sabtu Kelabu. Intinya adalah kerusuhan setelah usaha ambil alih kantor PDI waktu itu.

Kantor PDI dikuasai oleh pendukung Megawati Soekarnoputri yang merupakan ketua umum. Di sisi lain ada juga PDI pimpinan Soerjadi hasil kongres Medan. Ada dualisme di PDI. Lalu, pengambilalihan kantor PDI dilakukan pendukung Soerjadi yang dibantu aparat.

Kasus itu kemudian melecutkan kerusuhan di beberapa tempat di Jakarta. Beberapa kendaraan dibakar. Singkat kata inilah kerusuhan yang terekspose cukup besar di jelang akhir Orde Baru. Dari kasus itu kemudian pemerintah menjebloskan Budiman Sudjatmiko dkk ke penjara.

Budiman dkk dituding sebagai dalang kerusuhan. Belakangan seperti diketahui, Budiman dibebaskan dalam kasus berbau politik itu. Kini, Budiman adalah bagian dari PDI Perjuangan yang beberapa waktu lalu menggegerkan bertemu dengan Prabowo Subianto.  

Di saat itulah muncul mimbar bebas di depan DPP PDI  membela Megawati. Mimbar bebas yang membuat daya kritis masyarakat terpantik.

Ada banyak nama yang terkait dalam kasus ini. Nama yang kemudian menjadi sosok populer di negeri ini. Bambang Widjojanto kala itu menjadi pembela Megawati di pengadilan. Tapi 23 tahun kemudian, Bambang Widjojanto berhadapan dengan PDI Perjuangannya Megawati di Pilpres 2019.

Kasus ini pula yang kemudian memantik munculnya ide "Mega Bintang" di Pemilu 1997. Karena PDI tak lagi dipimpin Megawati, sebab yang direstui pemerintah kala itu adalah PDI Soerjadi. Maka, muncul desas desus tentang ide "Mega Bintang".

Mega Bintang seingat saya dipersepsikan sebagai Megawati dan lambing PPP yaknin Bintang. Kala itu lambang PPP  adalah bintang. Mulanya di masa awal pembentukan lambang PPP adalah kakbah, lalu diganti bintang, lalu sekarang kembali kakbah.

Nah, Mega Bintang adalah upaya PPP menarik massa PDI untuk Pemilu 1997. Sebab, digambarkan Megawati akan merapat ke PPP, walaupun seingat saya hal itu tak pernah terjadi. Yang mencetuskan ide Mega Bintang kala itu adalah Mudrick Sangidu, pentolan PPP di Solo. Mudrick kalau kamu masih ingat, pada awal Juli 2023 lalu melakukan aksi demo people power di Solo.

 Ide Mega Bintang ini menaikkan suara PPP di Pemillu 1997. PPP mendapatkan 89 kursi di DPR. Sementara PDI jeblok hanya mendapatkan 11 kursi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun