Ada lelaki bernama Karto di kampungku. Lelaki kreatif yang sering kalah saing. Dia sering kalah saing dari Yadi.
Karto kalah dari Yadi untuk banyak urusan. Kalah kaya, kalah tampan, kalah ranking saat sekolah. Bahkan, perempuan yang ditaksir Karto, kini jadi istri Yadi.
Karto masih terus menata hati, membuka hati untuk wanita lain. Sembari menata hati, Karto sering berkreasi.
Saat Lebaran ini, dia berkreasi membuat video animasi. Animasi yang bagus sekali. Saking bagusnya aku sampai kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikannya lebih rinci.
Karto membuat animasi ucapan Idulfitri. Animasinya dia kirimkan ke karibnya yang ada di luar kota. Hanya pada karibnya yang bernama Joni, Karto mengirimkan animasinya.
Karto tak mengirimkan video animasi itu pada lainnya. Apalagi Yadi. Karto jelas tak sudi. Berpapasan dengan Yadi pun Karto enggan.
Sampai kemudian, pagi tadi, Yadi mengirimkan permohonan maaf.
"Mohon maaf lahir batin, To. Aku banyak salah. Mari kita perbaiki hubungan kita," tulis Yadi dengan disertai video.
Bersama video, Yadi membuat keterangan. "Video ini hanya untukmu To. Aku buat hanya untukmu," tulis Yadi.
Karto marah besar. Yadi mengklaim video animasi buatannya. Sebab, video animasi yang Yadi kirim adalah video yang Karto kirim ke Joni.
Karto tak membalas pesan Yadi. Dia hanya merintih. Dalam hati dia mengadu. "Tuhan, kenapa aku selalu jadi seperti ini. Kenapa Yadi selalu jahat padaku," rintih Karto dalam hati.
Selain merintih karena Yadi, Karto merintih karena perutnya sakit. Karto diare.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H