Kalau sudah ngantuk, kadang pulang, kadang tidur di musala. Teman yang masih kuat, takbiran sampai dinihari. Suara takbir bersahutan, belum lagi suara petasan bergiliran.
Esok paginya setelah salat id, langsung ke pemakaman. Setelah itu mampir ke saudara beda desa. Namanya anak kecil, yang aku tunggu adalah angpao.
Ada satu saudara yang jadi pedagang. Tiap Idulfitri memberi uang yang lumayan wah. Jumlahnya Rp2000. Uang segitu di tahun 80-an atau awal 90-an, termasuk besar untuk anak kecil. Â
Sembari jalan silaturahmi ke saudara beda desa, maka selalu ada lagu Idulfitri. Salah satunya dari Bang Rhoma Irama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H