Paris Saint-Germain (PSG) kalah 0-2 dari Bayern Munchen di leg kedua 16 besar Liga Champions, Kamis (9/3/2023) pagi WIB. Kekalahan itu membuat PSG tersingkir di Liga Champions. Sebab, di leg pertama PSG juga kalah 0-1. Sehingga, secara akumulatif PSG kalah 0-3 dari Bayern Munchen.
Tentu banyak faktor yang membuat PSG tersingkir. Tapi, setidaknya ada dua pemain yang memiliki andil besar atas kekalahan PSG. Dua pemain itu adalah pemain dengan nama depan berhuruf V, yakni Vitinha dan Verratti.
Gelandang PSG Vitinha sebenarnya memiliki peluang besar membuat PSG unggul. Di babak pertama, Vitinha memiliki peluang mencetak gol.
Bermula dari kesalahan Yan Sommer kiper Munchen, Vitinha mendapatkan bola liar. Gawang terlihat kosong melompong. Saat mengeksekusi bola, Vitinha terlihat tak melihat gawang.
Maka, Vitinha juga tidak melihat jika ada De Ligt yang berpotensi menyapu bola. Vitinha mendorong bola ke tengah gawang. Sepertinya memang akan masuk.
Namun, bek Munchen De Ligt mampu menyapu bola. Peluang 99 persen itu pun hanya menjadi peluang. Tak ada gol yang tercipta dari peluang emas Vitinha.
Coba saja jika bola tendangan Vitinha diarahkan ke samping, mungkin ceritanya akan lain. Mungkin De Ligt tak akan bisa memiliki timing menyapu bola.
Jika saja tendangan Vitinha menjadi gol, maka cerita akan berbeda. Tapi ya sudah. Nasi sudah menjadi bubur. PSG mengakhiri babak pertama tanpa gol.
Di awal babak kedua, Munchen memang sangat agresif. Mereka bahkan sudah membuat gol melalui Muller. Tapi, sang kapten berada di posisi offside.
Lalu, V yang kedua yakni Verratti melakukan kesalahan fatal. Dia terlalu berani memainkan bola di area sendiri. Imbasnya, dengan tekanan dua pemain Munchen, Verratti tak bisa mengendalikan bola.
Choupo-Moting kemudian menjebol gawang PSG. Tertinggal satu gol, PSG mencoba ngegas melakukan serangan. Tapi di situlah lini belakang PSG terlihat keropos.
So, gol kedua Munchen sepertinya memang menunggu waktu saja. Akhirnya PSG kalah. Tentu saja seperti yang saya tulis di atas, kegagalan PSG karena banyak faktor.
Faktor pertama dari kegagalan PSG di Liga Champions musim ini adalah ketika mereka tak bisa jadi juara di fase grup. Kegagalan itu membuat PSG berpotensi melawan tim kuat.
Benar saja, PSG melawan Munchen yang secara tradisi dan permainan di atas PSG. Maka, habis sudah cerita PSG di Liga Champions. Sudah kali kedua pula Lionel Messi gagal di Eropa bersama PSG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H