Ganjar Pranowo akan selesai masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah pada September 2023. Setelahnya Jawa Tengah akan dipimpin Penjabat Gubernur. Baru kemudian, Jawa Tengah akan memiliki gubernur usai Pilkada serentak 2024.
Ganjar sudah dua periode menjadi Gubernur Jawa Tengah. Sehingga, dia tak bisa lagi nyalon gubernur pada Pilkada 2024. Siapa yang akan menggantikan Ganjar?
Sosok yang akan jadi pengganti Ganjar adalah yang menang di Pilkada Jateng 2024? Lalu siapa yang akan ikut kontestasi Pilkada Jateng 2024?
Siapa yang akan tarung di Pilkada Jateng 2024 memang masih buram. Salah satu alasannya karena parpol saat ini disibukkan dengan Pemilu 2024 dan Pilpres 2024 yang pelaksanaannya lebih dahulu dari Pilkada serentak 2024.
Saat ini parpol lagi sibuk dengan penjaringan caleg sembari mencari sosok yang tepat untuk ikut Pilpres 2024. Baru segelintir yang fix menggadang kandidat untuk Pilpres. Itu pun belum bisa disebut capres karena tahapan penentuan capres masih lama.
Kembali ke Pilkada Jateng 2024. Mulanya saya menduga Wakil Gubernur Taj Yasin akan berusaha naik pangkat dengan nyalon sebagai Gubernur. Tapi sepertinya hal itu tak akan terjadi.
Sebab, putra almarhum KH Maemun Zubair itu kini sudah ndaftar sebagai calon anggota DPD untuk Pemilu 2024. Mungkin saja dia tetap dicalonkan dan melepas kursi di DPD (jika terpilih). Tapi naga-naganya tak akan ke situ.
Mungkin jika PPP menang di pileg 2024 di Jateng, situasinya bisa berbeda. Bisa saja PPP mengusung Taj Yasin nyalon gubernur. Tapi, PPP selama ini tak pernah menang di Jateng. Di Pemilu 2019 lalu, PPP hanya dapat 9 kursi dari 120 kursi di dewan provinsi. Syarat mengusung gubernur adalah 20 persen kursi di dewan pada pemilu terakhir. Kemungkinannya, Taj Yasin tak akan maju.
Lalu, bagaimana dengan calon dari PDIP di Pilkada Jateng 2024? Diketahui Jawa Tengah adalah kandang PDIP. Bahkan Jateng sangat kuat PDIP-nya. Ketika Pemilu 2009 PDIP tetap jadi jawara di Jateng.
Padahal di 2009, Demokrat mampu mengambil alih beberapa daerah lain. Misalnya saja pada 2009, Demokrat mampu menang di Jatim. Padahal, Jatim identik dengan PKB atau PDIP.
Jabar di 2009 juga milik Demokrat. Padahal Jabar identik dengan PKS atau Gerindra atau Golkar. Jika Demokrat bisa berjaya di daerah lain kala itu, Â tidak dengan di Jateng. PDIP selalu menang di Jateng. Imbasnya, PDIP leluasa untuk mengusung calon gubernur tanpa koalisi. Singkat kata, dominasi PDIP di Jateng belum tergoyahkan.
Siapa calon PDIP di Pilkada 2024? Yang mulai santer adalah Gibran Rakabuming, anak dari Presiden Jokowi. Kini Gibran adalah Wali Kota Solo. Peluang Gibran untuk diusung PDIP tentu besar. Tentu faktor Jokowi bisa ikut mendorong PDIP mengusung Gibran.
Belakangan muncul wacana Gibran dijodohkan dengan Bupati Kendal Dico Ganinduto (Golkar), suami artis Chacha Frederica. Duet muda itu mulai diwacanakan untuk berduet di Pilkada Jateng 2024.
Selain Gibran saya pikir Hendrar Prihadi punya kans. Hendi, begitu biasa disapa adalah mantan Wali Kota Semarang yang kini jadi Kepala Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Hendi adalah sosok yang cukup responsif. Dia aktif memberikan aktivitasnya sebagai pejabat publik di media sosial. Hendi juga sosok yang cerdas.
Dengan latar belakang mantan dosen, Hendi bisa menjelaskan kebijakan atau fenonema dengan runut. Popularitasnya di jantung Jawa Tengah sudah tidak diragukan lagi.
Di luar Gibran dan Hendi, belum terlihat. Tapi bisa saja PDIP melakukan manuver seperti di 2013. Saat itu, PDIP menarik "orang pusat" ke Jateng. Ganjar adalah "orang pusat" karena waktu itu adalah anggota DPR RI.
Bagaimana dengan partai lain? Tentu yang sebenarnya menarik adalah PKB. Dalam dua pemilu terakhir, PKB selalu jadi runner up di Jateng. Atau bisa dikatakan, Jateng adalah lumbung suara bagi PKB selain Jawa Timur.
Tapi, sejak pilkada langsung, setahu saya tak ada kader PKB yang menjadi calon gubernur. Dulu di 2008, PKB mengusung Agus Soeyitno yang militer sebagai calon Gubernur Jateng. Sementara kader PKB yakni Abdul Kholik jadi calon Wakil Gubernur mendampingi Agus.
Sekalipun berbasis massa cukup banyak di Jateng, PKB tak pernah mengusung kadernya sendiri jadi Jateng 1. Bahkan di 2013, PKB mengusung Hadi Prabowo yang notabene kader GMNI yang "lebih dekat" dengan PDIP.
Jelang Pilkada Jateng 2018, PKB sempat menggemakan Marwan Jafar mantan Menteri Desa sebagai kandidat Gubernur Jawa Tengah. Marwan sebenarnya adalah representasi sahih untuk PKB dan Jateng.
Pertama tentu saja dia PKB, juga anak pondok, dan juga kader NU. Marwan adalah alumnus Pondok Pesantren di Kajen Pati yang saat itu di bawah asuhan KH Sahal Mahfudz (almarhum). Marwan pernah nyalon jadi Ketua Umum GP Ansor.
Saat pemilihan Ketua Umum GP Ansor 2011, salah satu teman bilang bahwa Marwan benar-benar jadi kuda hitam. Tak ada yang menyangka dia bisa head to head dengan Nusron Wahid. Sebagai aktivis, Marwan dikenal sebagai sosok dengan pembacaan lapangan yang bagus.
Selain itu, Marwan juga orang Pati, Jawa Tengah. Bahkan jelang Pilkada Jateng 2018 mencuat Magadir, yakni Marwan dan Sudirman Said. Tapi saat pendaftaran yang terjadi adalah Sudirman Said dengan Ida Fauziah. Sudirman calon gubernur dan Ida calon wakil gubernur. Ida memang kader PKB, tapi dia orang Jawa Timur.
Sampai saat ini (setahuku) juga tak ada sentilan siapa calon PKB di Pilkada Jateng 2024. Sebenarnya sayang, partai dengan basis massa besar, tapi tak pernah memajukan kader jadi calon Gubernur Jateng.
Partai lain juga belum terdengar. Gerindra yang berpotensi menjadi kuda hitam di Jateng, sepertinya bisa saja malah mendukung Gibran. Sebab, seingatku ketum Gerindra Prabowo Subianto pernah bilang mendukung Gibran.
Golkar juga belum ada geliat, kecuali Dico. Itu pun bukan sebagai Jateng 1 tapi Jateng 2. Menarik melihat  siapa yang akan bertarung jadi Jateng 1 pasca Ganjar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H