Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bagian Akhir: Tiba-tiba, Kepala Binatang-binatang Itu Bermunculan

11 Januari 2023   18:57 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:18 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanya ilustrasi. foto: pexel/Bence Szemerey dipublikasikan kompas.com

Tapi, mengerikan sekali aku melihatnya saat mereka saling bertarung dengan senjata tajam. Darah mengalir seperti air bah. Tapi, di antara mereka tak ada yang meninggal dunia. 

Mereka berteriak kesakitan tapi sembari terus bertarung dengan pedang, dengan pisau, dengan parang.

"Ayo kita berhenti, ayo kita berhenti," teriak di antara mereka, tapi dengan tangan yang terus mengayunkna parang ke orang lain.

Yang lainnya pun berteriak yang sama. "Kita hentikan saja, perih sekali rasanya," tapi tangannya terus mengayunkan pedang ke arah yang lainnya.

"Aku tersiksa. Aku perih, mari kita berhenti," teriak Salim yang tiba-tiba aku lihat. Salim meneriakkan itu sembari terus mengayunkan celuritnya.

Mereka tak berhenti saling menyakiti, sekalipun mulut mereka terus ingin berhenti. Mereka tak juga mati sekalipun darah sudah memerahkan sungai. Aku melihatnya sendiri. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku tak berbohong. Sungguh!

Aku baru sadar, aku sudah terlalu banyak cerita padamu, banyak bicara padamu. Sesuatu yang tak pernah aku lakukan sebelumnya. Maafkan aku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun