Tapi balasan dengan membawa boneka kecil berwajah Mbappe jelas kelewatan. Saya pikir Emi puas dengan pencapaiannya. Puas dengan membelalakkan mata banyak orang bahwa dia dan Argentina adalah juara.
Bahkan, dia puas dengan selebrasinya. Bahwa selebrasinya yang provokatif itu mungkin akan berulang-ulang dia lakukan karena dendam pada banyak orang yang tak menganggapnya. Mungkin begitu.
Tapi Emi jelas kelewatan. Fichajes.net bahkan menyebut jika Aston Villa berpotensi mendepaknya. Unai Emery tak suka dengan selebrasi Emi.
Emery kabarnya minta Emi didepak. Tentu saja sangat mudah menyulut api permusuhan antara Emery dan Emi. Sebab, saat Emery melatih Arsenal, dia juga meminggirkan Emi.
Sangat mudah cerita buruk bagi Emi berulang. Dia telah balas dendam. Mungkin juga balas dendam pada Emery kala di Arsenal.
Sepertinya Emi tak akan kecewa dengan selebrasinya. Mungkin dia akan berulang-ulang melakukannya. Melakukan karena dendam tak terkira.
Tapi orang di luar juga berhak memberi penilaian. Dan banyak yang menilai Emi kelewatan. So, bisa jadi ini adalah akhir cerita Emi di dunia sepak bola hingar bingar yang sekejap telah melejitkan namanya.
Maka mengontrol balas dendam itu perlu
 Lebih cantik lagi jika tak membangun balas dendam. Mending pikir diri sendiri supaya lebih baik daripada sibuk berpikir "menyerang" orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H