Setelah gagal adu penalti, terpuruk, dan bangkit untuk memperbaiki nilai sekolah. Aku bersyukur akhirnya bisa diterima di sebuah universitas negeri yang tentunya biayanya murah di zaman itu.
Aku lupa bagaimana nasib lamaranku di kapal waktu itu. Entahlah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!