Setelah Arab Saudi membuat kejutan dengan mengalahkan Argentina, giliran Jepang melakukannya. Jepang mengalahkan raksasa Jerman 2-1 di ajang Piala Dunia 2022 grup E, Rabu (23/11/2022). Kemenangan Jepang tak lepas dari strategi sang pelatih dan apesnya Jerman.Â
Cerita laga Jepang vs Jerman mirip dengan laga Arab Saudi vs Argentina. Jepang dan Arab Saudi sama-sama tertinggal 0-1 di babak pertama. Gol Argentina dan Jerman sama-sama tercipta melalui tendangan penalti.
Jepang dan Arab Saudi sama-sama kalah dalam hal penguasaan bola dan peluang mencetak gol. Tapi, Jepang dan Arab Saudi sama-sama mendapatkan kemenangan.
Hanya saja, menurut saya, Jepang lebih mengerikan ketika melakukan penyerangan. Mereka menyerang seperti singa lapar. Berkali-kali mereka merepotkan pertahanan Jerman, khususnya di babak kedua. Bahkan, sebenarnya di menit 73 Asano bisa membuat gol. Sayang tendangannya ditepis Manuel Neuer.
Jepang juga lebih variatif daripada Arab Saudi dalam melakukan penyerangan. Mereka memanfaatkan lebar lapangan di kanan dan di kiri. Gol pertama Jepang oleh Ritsu Doan di menit 75 tak lepas dari pemanfaatkan sayap kiri oleh Takumi Minamino.
Gol kedua terjadi ketika Jepang memanfaatkan sayap kanan. Dengan kecepatannya, Takuma Asano mampu menjebol gawang Jerman.
Namun, keberhasilan Jepang dan Arab Saudi memiliki kesamaan. Kesamaan bahwa tim Asia bisa melakukan serangan yang mematikan. Hanya saja, hal itu tidak dieksplore sejak babak pertama. Jika saja sejak babak pertama mereka mematikan, mungkin ceritanya akan lebih mengerikan bagi Argentina dan Jerman.
Strategi Moriyasu dan Apesnya Jerman
Setidaknya ada dua hal yang membuat Jepang bisa mengalahkan Jerman. Pertama tentu saja strategi dari pelatih Jepang Hajime Moriyasu yang melakukan pergantian beberapa pemain di babak kedua.
Yang paling kentara tentu saja masuknya Asano di menit 57. Striker yang bermain di Liga Jerman itu memberi warna keberanian bagi Jepang. Bahkan, di menit 73 sudah memiliki kesempatan mencetak gol.
Masuknya Takumi Minamino juga makin menambah warna keberanian Jepang. Patut diingat, gol Doan bermula dari umpan Minamino dari sayap kiri. Doan yang mencetak gol adalah pemain Liga Jerman yakni Freiburg.
Strategi Moriyasu tak menjadi penyebab tunggal kemenangan Jepang. Namun, apesnya Jerman juga menjadi salah satu penyebab. Di menit 70-71, ada empat kali peluang dibuat Jerman. Dua tendangan Gnabry, satu tandukan Gnabry, dan tendangan Hoffman. Namun, empat peluang itu tak ada yang menjadi gol.
Selain itu di babak kedua sebelum pertengahan, Jerman juga memiliki peluang bagus melalui Gundogan. Sayangnya, tendangan Gundogan mengenai tiang gawang. Jerman memiliki delapan tendangan tepat sasaran ke gawang Jepang, tapi hanya satu yang menjadi gol.
Satu lagi yang juga terlihat aneh. Keputusan Flick menarik Gundogan di menit 67. Setelah Gundogan keluar, Jerman kebobolan dua gol. Bisa saja dua hal itu dihubungkan dan bisa juga tidak. Artinya, keluarnya Gundogan menyebabkan Jerman kebobolan atau Gundogan bukan faktor yang membuat Jerman kebobolan.
Namun, keluarnya Gundogan membuat keseimbangan hilang. Setidaknya itu menurut saya. Gundogan bisa membagi bola dan dia bisa membaca permainan dengan baik. Setelah dia pergi, lalu jadi seperti itu.
Peluang
Kemenangan atas Jerman membuat peluang Jepang untuk ke babak gugur terbuka lebar. Mereka bisa mengalahkan Kosta Rika dan main aman melawan Spanyol. Jepang akan makin aman jika Spanyol menang atas Kosta Rika dan mengalahkan Jerman.
Sementara, tak ada kata lain bagi Jerman untuk menang di dua laga. Jerman selanjutnya akan melawan Spanyol dan kemudian akan melawan Kosta Rika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H