Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengorganisir Anak Muda, Bercermin dari Strategi Shin Tae-yong

21 September 2022   05:42 Diperbarui: 21 September 2022   05:52 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong. (Foto: kompas.com/suci rahayu)

Pernah muda? Maka pernah merasa hebat sendiri, berapi-api, pintar sendiri, tak mau mendengar nasihat orang. Jika di masa muda kok ngga pernah merasa hebat sendiri, pintar sendiri, berapi-api, tak mau mendengar nasihat orang, biasanya tabiat itu akan muncul ketika sudah berumur.


Jadi kalau ada orang berumur alias sudah tua, kok merasa pintar sendiri, berapi-api, merasa benar sendiri, tak mau mendengar nasihat orang, patut diduga dulu saat muda, ngga punya kegiatan.

Kembali ke anak muda. Karena anak muda memang cenderung berapi-api, maka mengorganisir anak muda, bukan perkara gampang.

Nah, soal mengorganisir anak muda, strategi pelatih timnas Indonesia U19, Shin Tae-yong bisa ditiru. Bisa ditiru artinya, kau boleh meniru atau tak meniru.

Apa yang bisa dipelajari dari strategi Shin Tae-yong? Muaranya adalah mengembangkan anak muda tapi tidak membuatnya besar kepala. Lalu bagaimana caranya?

Beri Kesempatan

Shin Tae-yong memberi kesempatan bagi pemainnya untuk unjuk gigi. Bahkan ketika pemainnya itu dituding sebagai pemain titipan. Tak usah saya sebut namanya, ada pemain U19 di AFF lalu yang diduga pemain titipan.

Netizen menyerang pemain itu secara tak langsung. Mengaitkan si pemain dengan status orangtuanya. Serangan-serangan netizen kadang bisa mempengaruhi mental anak muda.

Lalu,  apa yang dilakukan Shin Tae-yong pada si pemain. Ketika Indonesia unggul cukup jauh pada sebuah pertandingan, si pemain itu dimainkan. Dimainkan beberapa menit sebelum laga usai. Dia tetap diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong.

Tapi Shin Tae-yong memberi kesempatan yang proporsional. Artinya kesempatan diberikan saat keadaan memungkinkan.

Rotasi

Pemuda harus dirotasi. Jangan sampai nyaman di posisi tertentu. Anak muda harus merasakan jadi pemeran utama dan merasakan sebagai pemeran pendukung.

Shin Tae-yong berani merotasi pemain. Hokky yang main bagus lawan Timor Leste di kualifikasi Piala Asia U20, tak dimainkan di laga melawan Hongkong.

Rabbani yang masuk ke lapangan dari bangku cadangan saat lawan Timor Leste, jadi starter saat lawan  Hongkong.

Tak Ada Bintang, Adanya Tim

Marselino adalah bintang. Dia pemain kaya pengalaman di timnas U20. Aksinya juga bagus. Banyak tokoh atau pengamat bola yang memberi testimoni bahwa Marselino adalah pemain berkelas.

Tapi, Shin Tae-yong tak menjadikan Marselino sebagai starter kala laga penting lawan Vietnam. Dia masuk sebagai pemain pengganti.

Shin Tae-yong sepertinya ingin membuktikan bahwa yang penting adalah tim. Sudah sering Shin Tae-yong mencoret pemain yang tak sesuai dengan kebutuhan tim.

Tekan Tinggi Hati

Karena pemuda itu berapi-api, maka ada potensi tinggi hati. Tinggi hati muncul jika si pemuda merasa hebat dan dibutuhkan.

Cara Shin Tae-yong merotasi, mencoret pemain, mengedepankan tim, menurut saya adalah cara STy untuk menekan pemain muda agar tak tinggi hati.

Kalau masih muda sudah tinggi hati, maka alamat kegagalan akan mendera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun