Jadi ketika belum berkendara, memikirkan sesuatu, dan saat berkendara sesuatu itu masih berlanjut dipikirkan. Imbasnya, naik motor tidak terlalu fokus.
Yang kedua sudah biasa lewat jalur itu. Kita kadang merasa bahwa sering lewat satu jalur, maka akan paham dengan jalur itu. Merasa sudah paham, kemudian fokus bermotor berkurang.
Nah, satu ketika fokusku berkurang. Ingin menyeberang jalan dengan bermotor. Ketika merasa aman dan baik baik saja (mungkin karena merasa sudah paham jalur itu), aku pun niat mengegas.
Kemudian, nyala lampu motor pengendara lain yang akan melintas menyadarkanku, membuat aku terkejut dan kembali fokus.Â
Sepersekian detik aku terfokus kembali karena ada nyala lampu motor yang mendekat. Sepersekian detik, aku membuat keputusan tidak jadi ngegas. Sepersekian detik aku lega karena tak jadi kecelakaan.
Ternyata, bagiku, lampu nyala di siang hari bisa menjadi pengejut kita untuk kembali fokus. Lampu nyala di siang hari bisa jadi menarik perhatian kita sehingga lebih waspada.
So, dulu aku menolak kebijakan lampu motor nyala di siang hari. Alasanku logis. Kini aku mendukung nyala lampu di siang hari dengan bukti empiris. Bahwa nyala lampu motor di siang hari bisa menyelamatkanmu dari kecelakaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H