Para pemain Timnas Indonesia U20. foto: kompas.com/suci rahayu
Melihat dua laga Timnas Indonesia U20, saya menyimpulkan bahwa anak asuh Shin Tae-yong belum mendapatkan ujian yang berarti. Ujian tersebut terkait pressing ketat dari lawan.
Saya memang tak melihat menyeluruh laga Indonesia melawan Timor Leste dan Hongkong. Saat melawan Timor Leste, Indonesia menang 4-0. Saat melawan Hongkong, Indonesia menang 5-1. Dari dua pertandingan itu, saya tak melihat ada pressing ketat dengan penjagaan dari mula penyerangan.
Pemain Indonesia mendapatkan pressing ketika sudah sampai daerah berbahaya. Itu pun dengan pressing dan organisasi pertahanan lawan yang tak istimewa.
Jika bermain melawan tim yang tidak melakukan pressing ketat sejak mula, Indonesia ada potensi menang. Memang kemudian faktanya Indonesia bisa mengalahkan Timor Leste dan Hongkong. Saya melihat dua tim itu belum memberikan ujian yang maksimal pada Indonesia.
Tentu saja menang besar atas Timor Leste dan Hongkong patut disyukuri. Tapi, dengan kualitas mereka yang seperti itu, kemenangan menjadi hal yang biasa.
Nah, laga melawan Vietnam harapan saya akan jadi ajang ujian sebenarnya. Harapan saya, Vietnam bisa melakukan pressing ketat sejak mula. Artinya, Vietnam melakukan pressing ketat sejak Indonesia membangun serangan.
Jika dihadapkan pada pressing ketat sejak mula, akan diketahui sejauh mana kreativitas dan visi bermain anak Garuda Nusantara. Jika mampu berkelit dari pressing ketat, maka memang jempolanlah timnas Indonesia U20. Jika mampu keluar dari pressing ketat, maka ada modal yang bagus bagi Indonesia untuk ajang Piala Asia U20 (semoga lolos) dan Piala Dunia U20 tahun depan.
Saya menduga, khususnya tim dunia di Piala Dunia U20, akan melakukan sepak bola dengan pressing ketat. Mereka akan melakukan pressing ketat agar permainan lawan tak berkembang. Jadi sejak sekarang akan lebih baik bagi timnas Indonesia U20 mendapatkan tantangan pressing ketat dari lawan.
Saya membayangkan pressing ketat itu seperti yang dilakukan Thailand pada Indonesia di final leg pertama AFF 2020. Silakan lihat lagi, di awal pertandingan sampai kisaran 20 menit, Thailand mempressing Indonesia habis-habisan.
Dipressing ketat, para pemain Indonesia saat itu tak berkembang. Kemudian, melakukan kesalahan sendiri sehingga Thailand bisa membuat gol cepat. Nah, sebagai penonton saya sangat ingin Indonesia dipress seperti itu dan bagaimana reaksi pemain Indonesia U20? Tentu saja harapannya pemain Indonesia bisa keluar dari pressing dan tetap bisa bermain bagus.
Lebih Bagus
Saya menduga, Shin Tae-yong pun menilai bahwa dua tim yang jadi lawan Indonesia U20 yakni Timor Leste dan Hongkong, tak sepadan dengan Garuda Nusantara. Buktinya, Shin Tae-yong tak memainkan Hokky Caraka di laga kedua. Marselino pun baru menjadi pemain pengganti di babak kedua melawan Hongkong.
Hal itu mengindikasikan bahwa Shin Tae-yong yakin anak asuhnya bisa mendapatkan kemenangan melawan Hongkong. Di sisi lain, Shin Tae-yong sepertinya menyimpan tenaga pemain andalannya agar bisa bugar melawan Vietnam.
Sekali lagi saya harapkan Vietnam bisa mempressing Indonesia sejak awal. Lalu, saya ingin melihat sejauh mana kemampuan Indonesia keluar dari pressing. Jika Indonesia sukses keluar dari pressing dan membalikkan kendali permainan, maka tim ini memang sudah lebih siap menuju ajang akbar Piala Dunia U20 tahun depan.
Sekadar diketahui, Timnas Indonesia U20 saat ini sedang berjuang di kualifikasi Piala Asia U20 tahun depan. Indonesia tergabung di grup F bersama Vietnam, Timor Leste, dan Hongkong. Indonesia menyisakan satu laga melawan Vietnam pada Minggu (18/9/202).
Untuk bisa lolos ke Piala Asia U20 tahun depan, syarat mudahnya adalah tidak kalah dari Vietnam dan tak ada pemain Indonesia yang mendapatkan kartu. Itu saja.
