Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muhammadiyah, NU, dan Peninggalan Kolonial

17 Agustus 2022   06:42 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:10 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di masa kolonial. Sumber: National Museum van Wereldculturen (TM 60018862) dipublikasikan kompas.com

Kini, akar rumput Muhammadiyah dan NU sepertinya dari yang saya ketahui (setidaknya di lingkungan saya), tak lagi bergesekan kencang seperti dulu. Semoga saja makin baik harmoni di akar rumput.

Nah, di luar cerita NU dan Muhammadiyah masa lalu, apakah kini masih ada mereka yang ngompori agar pecah belah terjadi? Agar ada keuntungan ekonomi atau politis?

Jika ketegangan antardua kubu yang tak perlu, kok masih terjadi, artinya nyawa politik pecah belah zaman kolonial masih ada di masa kini. Jika tak bisa memaknai perbedaan wajar sebagai rahmat, jika masih ada gesekan kuat karena beda yang wajar dan alamiah, maka hanya satu jawaban, "Norak!".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun