Kolase foto Anies Baswedan dan Puan Maharani(KOMPAS.com/NURSITA SARI/DOK. Geraldi/Man (dpr.go.id))
Wacana ini sudah muncul awal bulan lalu. Wacana Puan Maharani-Anies Baswedan atau sebaliknya untuk maju Pilpres 2024. Pertanyaannya, apa efek yang terjadi jika dua sosok itu dipasangkan.
Jika kedua sosok itu dipasangkan, kemungkinan pertama adalah memiliki suara signifikan. Sebab, keduanya memiliki basis massa yang berbeda dan berseberangan.
Selama ini sebagian massa PDIP yang aku tahu, memang tak sejalan dengan Anies. Di sisi lain, massa pendukung Anies, ada yang antipati dengan PDIP.
Jika dua basis pendukung yang berseberangan itu adalah kumpulan politisi, maka bisa bersatu. Sebab, politik memang soal kepentingan sebagai tujuan. Kawan dan lawan hanyalah sementara.
Coba bayangkan jika basis PDIP dan basis Anies bersatu, akan memunculkan kekuatan luar biasa. Bahkan polemik Kadrun-Cebong akan selesai. Tapi itu dengan catatan jika pendukung dua kubu adalah para politikus.
Tapi di sisi lain bisa sebaliknya. Misalnya pendukung PDIP yang antipati pada Anies, bisa menyeberang mendukung calon lain. Kemudian pendukung Anies yang antipati dengan PDIP akan meninggalkan Anies.
Potensi pendukung Anies membelot cukup besar. Ukurannya adalah Prabowo. Ketika Prabowo masuk kabinet, sebagian pendukung Prabowo di Pilpres 2019, membelot dan meninggalkan Prabowo.
Jika kemungkinannya adalah para pendukung Anies dan Puan tak bisa bersatu, maka yang untung adalah calon lainnya. Misalnya Prabowo bisa saja kembali didukung, khususnya oleh pendukung Anies yang membangkang karena antipati dengan PDIP.
Jika Anies-Puan atau sebaliknya disatukan, maka pilihan pendukung adalah ekstrem memerima  atau ekstrim menolak. Nah ada waktu satu tahun untuk membangun citra pasangan tersebut.