Ini soal fair play. Ada cerita berbeda antara AFF U-19 2022 dengan bulutangkis Olimpiade 2012 ganda putri.
Begini perbedaannya...
Karena aturan head to head di AFF U-19 2022, Vietnam dan Thailand main aman. Laga berakhir seri 1-1 dan keduanya lolos ke semifinal. Yang terjadi di lapangan, di menit akhir Vietnam dan Thailand main santai. Tak ada niat menang.
Ya karena dengan hasil 1-1 keduanya lolos ke semifinal. Indonesia yang sangat produktif pun tersingkir. Media sosial ramai, dunia nyata juga ramai. Tudingan main sabun antara Vietnam dan Thailand mengemuka.
Sejauh ini tak ada hukuman bagi Vietnam dan Thailand. Ya seperti itulah keputusan AFF. Di sisi lain ada yang mengklaim wajar jika sebuah tim main aman.
Tapi tengoklah cerita bulutangkis ganda putri di Olimpiade 2012. Saat itu Meiliana Jauhari/Gresya Polii main aman melawan Ha Jung-eun/Kim Min Jung di babak grup C. Laga itu adalah laga terakhir bagi mereka di grup C.
Kedua pasangan itu juga sudah dipastikan lolos ke babak gugur. Jika mengacu pada strategi, maka main aman ya boleh saja. Tapi otoritas bulutangkis di Olimpiade 2012 tak terima dengan main-mainnya dua pasangan itu.
Seingatku, usai pertandingan, kedua pasangan langsung didiskualifikasi karena dianggap tidak fair dalam bermain. Keduanya gagal lolos ke babak gugur digantikan dua pasangan lain yang ada di posisi tiga dan empat klasemen akhir grup C.
Bahkan karena insiden main-main itu, ada ancaman jika bulutangkis tak akan dipertandingkan lagi di Olimpiade 2016.
Walaupun pada akhirnya, kita semua tahu jika di Olimpiade 2016, bulutangkis tetap dipertandingkan. Itulah dua momen berbeda dari sepak bola dan bulutangkis.
Jadi...
Memang keputusan otoritas tentu tergantung dari cara pandang masing-masing. Walaupun, dalam kondisi saat ini, saya akan lebih suka jika AFF mencontoh otoritas bulutangkis di Olimpiade 2012.
Nah, yang perlu dipahami sejak mula adalah memperjelas aturan sebelum pertandingan dimulai. Tiap aturan memiliki konsekuensinya.
PSSI hendaknya juga memblow up aturan itu sejak mula. Sehingga, kita tahu dalam posisi apa Timnas harus juara. Keaktifan federasi sangat penting untuk menyampaikan informasi aturan main turnamen sejak mula.
Sehingga, pemain dan fans tahu sejak awal. Imbasnya dorongan-dorongan dari fans dan kengototan pemain di tiap pertandingan terukur.
Kemarin, saya juga sempat heran mengapa Thailand hanya menang dua gol atas tim lemah Brunei. Bisa jadi, Thailand sudah paham bahwa aturan head to head tidak terlalu mementingkan kemenangan besar, khususnya jika kondisinya memang mengharuskan seperti itu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H