Saat SMA, upacara Senin kadang jadi momok. Anak yang tidak berdiri tegak, bakal kena tendangan guru. Aku pernah kena tendang di bagian betis. Ditendang dengan ujung sepatu kulit.
Kaki menekuk sedikit saja, jika ketahuan seorang guru itu, maka kena tendang. Tendangannya dari belakang. Mengagetkan dan sakit tentunya.
Jika ketahuan tertawa saat upacara hari Senin, pukulan dari guru itu bisa melayang. Temanku pernah kena pukul. Dipukul lengannya. Jadi, ada seorang guru yang berpatroli di belakang barisan upacara hari Senin. Siap menghajar anak-anak yang berisik dan tak tegak berdiri.
Tentu tak semua guru seperti itu. Tak semua guru killer dan keras. Tapi zaman itu, guru keras seperti itu sudah biasa. Zamannya memungkinkan adanya fenomena seperti itu.
Kini, kalau ingat ya hanya tertawa sendiri. Tak sakit hati. Orang dahulu memang keras. Ya seperti itulah fenomenanya.
Tapi dulu seingatku tak ada hadiah pada guru saat kenaikan kelas. Naik kelas ya naik kelas saja. Orangtua murid satu dengan lainnya ya lebih banyak tak kenal. Wong zaman dahulu tak ada grup WA.
Orangtua murid ke sekolah hanya saat ambil rapor. Setelah itu pulang. Tak ada pembahasan memberi hadiah pada guru. Seingatku sampai aku selesai SMA, tak ada hadiah pada guru.
Guru zaman itu tak sesejahtera sekarang. Dulu tak ada sertifikasi. Kalau mau lihat guru masa lalu ya film "Sang Guru" yang dimainkan dengan apik oleh pelawak S Bagio, bisa jadi referensi. Atau lagu Oemar Bakri-nya Iwan Fals cocok dengan realitas masa lalu.
Sudah gaji tak besar, tak dapat hadiah dari murid. Muridnya juga ada yang bengal. Bengalnya minta ampun. Catat ya, guru di masa lalu sekalipun PNS juga gajinya pas-pasan. Wong ada guruku dengan status PNS di masa lalu, nyambi kerja lain.
Kalau sekarang, guru dengan status PNS sepertinya jadi buruan. Sebab lebih sejahtera. Jika pun ada yang honornya tak seberapa, itu biasanya guru honorer.
***
Lalu bagaimana jika guru dapat hadiah dari orangtua murid? Ya tak apa-apa. Asal bukan gurunya yang ngebet minta hadiah, tapi orangtua murid yang berniat memberi hadiah. Hadiahnya ya sewajarnya, buka hadiah mobil atau motor.