Indonesia nilai 3, selisih gol 0, produktivitas mencetak 6 gol (bikin 5 gol ke gawang Qatar  dan 1 gol ke UEA).
UEA nilai 3, selisih gol 0, produktivitas mencetak 2 gol (bikin 2 gol ke gawang UEA).
Maka, berdasarkan penghitungan klasemen kecil di atas, Qatar dan Indonesia yang berhak lolos ke babak gugur. Saya tambahkan capture di bawah ini untuk menegaskan penghitungan klasemen kecil kala itu.
So, aturan AFC ini memang rumit, tidak sesederhana aturan FIFA. Otoritas sepak bola Eropa atau UEFA juga menerapkan aturan seperti AFC. Bahkan, UEFA adalah pioner pemeringkatan berdasarkan head to head.
Lihatlah klasemen Euro 1996 di  bawah ini.
Di situ terlihat Italia dan Republik Ceko memiliki poin sama yakni 4. Jika mengacu aturan FIFA, maka Italia berhak ke babak gugur karena memiliki selisih gol 0. Selisih gol itu lebih baik dari Republik Ceko yang memiliki selisih gol -1.
Tapi nanti dulu, UEFA memakai aturan head to head sebagai aturan awal pemeringkatan. Republik Ceko berhak lolos ke babak gugur alias nomor 2 di klasemen karena mereka mampu mengalahkan Italia 2-1. Artinya secara head to head Republik Ceko unggul dari Italia.
Maka, tulisan saya soal berharap Yordania tak kalah 2-3, 3-4, 4-5, dan seterusnya dari Kuwait berdasarkan cara penghitungan yang dilakukan AFC. Sebab, jika Yordania kalah dengan skor 2-3, dan Indonesia menang dengan skor berapapun atas Nepal, Indonesia hanya akan ada di posisi tiga.Â
Maaf jika ada salah dan semoga bermanfaat.