Indonesia akan melakoni kualifikasi Piala Asia 2023. Indonesia akan melawan Kuwait (8/6), Jordania (11/6), dan Nepal (14/6). Jika melongok performa terakhir timnas saat melawan Bangladesh, maka memang berat jalan Indonesia. Hanya saja, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong bisa meniru kiprah Timnas U-19 di Toulon Tournament.
Timnas U-19 secara mengejutkan mengalahkan Ghana U-20 1-0 di ajang Toulon Tournament. Saat saya melihat pertandingan itu, secara teknik Indonesia kalah segalanya dari Ghana. Indonesia kalah dalam hal passing, kontrol bola, penguasaan bola, peluang mencetak gol.
Lalu, kenapa Indonesia U-19 bisa menang? Kalau menurut saya karena dua hal, yakni pressing + sapu bersih dan ngotot. Di babak kedua, Indonesia terlihat lebih ngotot. Berusaha merebut bola dan mempressing pemain Ghana. Selain itu, di lini belakang, Indonesia bermain sapu bersih dan tanpa kompromi.
Sapu bersih lini belakang ditopang dengan berkumpulnya banyak pemain di belakang. Imbasnya, Ghana dipaksa melakukan tembakan jarak jauh. Seperti diketahui, tembakan jarak jauh memang ada potensi mengejutkan, tapi juga lebih sering gagal. Tembakan jarak jauh Ghana ke gawang Indonesia pun lebih sering gagal.
Apa yang dilakukan Timnas Indonesia U-19 bisa dicontoh. Saya tak terlalu t ahu Kuwait belakangan ini. Negeri ini memang merosot dalam hal sepak bola. Bahkan, beberapa tahun lalu pernah mendapatkan sanksi dari FIFA.
Tapi, kemungkinan Kuwait akan bermain layaknya tim dari Timur Tengah. Mereka akan mengandalkan kemampuan individu dan bermain indah. Saya pikir mereka tak akan bermain dengan pressing ketat. Sebab, kebanyakan tim dari Timur Tengah setahu saya memang tak mempressig ketat.
Cara main tim dari Timur Tengah itu selalu memberi peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan kejutan. Tengok saja performa Indonesia di Piala Asia. Selama keikutsertaan Indonesia di Piala Asia, Indonesia bisa mengejutkan tim dari Timur Tengah.
Indonesia pernah menahan Kuwait 2-2 di Piala Asia 1996. Indonesia kembali bisa menahan Kuwait 0-0 di Piala Asia 2000. Di Piala Asia 2004 Indonesia bahkan mengalahkan Qatar 2-1. Di Piala Asia 2007 Indonesia mengalahkan Bahrain 2-1.
Indonesia cenderung bisa memberi kejutan pada tim dari Timur Tengah. Beda ceritanya jika bertemu dengan tim dari Asia Timur seperti China, Jepang, Korea Selatan. Indonesia pasti kewalahan karena mereka bermain cepat dan cenderung main pressing.
Nah, melawan Kuwait (jika mereka bermain stylish dan tidak pressing) masih ada kemungkinan Indonesia menang. Selain itu, tentu saja dicontek apa yang dilakukan Timnas U-19. Timnas senior bisa melakukan pressing, bermain rapat, dan ngotot.
Hal yang sama bisa dilakukan Indonesia saat melawan Jordania. Tapi, sepertinya Jordania lebih berat dari Kuwait. Tapi sekali lagi, jika Jordania bermin stylish dan tidak pressing  tinggi, ada potensi Indonesia membuat kejutan. Selain itu, contek juga cara Timnas U-19 bermain. Di laga lawan Nepal, Indonesia punya peluang untuk menang asal bermain tenang.
Kondisi teknik Timnas Indonesia sepertiya sulit untuk diubah. Performa Indonesia tak akan jauh seperti saat melawan Bangladesh. Tapi dari sisi ngotot dan tak mau kalah, maka masih bisa digelorakan. Kalah teknik, asal pantang menyerah, maka punya peluang menang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H