Kolase foto Sandy Walsh dan Jordi Amat.(INSTAGRAM.com/sandywalsh dan GEOFF CADDICK/AFP dipublikasikan kompaa.com)
Ada berita yang membuat harapan melihat Jordi Amat dan Sandy Walsh main untuk Timnas Indonesia menipis. Jika pada akhirnya memang tak bisa berseragam Timnas Indonesia, ya Jordi dan Walsh memang tak berjodoh dengan Indonesia.
Saya baca di situs Okezone. Ceritanya Exco PSSI Hasani Abdulgani ditanya perwakilan Shin Tae-yong. Si perwakilan minta paspor Amat dan Walsh. Tapi Hasani bingung.
Sebab, Kementerian Hukum dan HAM meminta surat perwakilan dari negara sebelumnya dari Amat dan Walsh. Problemnya, dari konsultasi dengan dubes Belanda di Belgia, pihak Belanda tak mengenal surat tersebut.
Jika surat tak ada, apakah Kemenkumham tak akan memproses Jordi dan Walsh? Tapi pertanyaan saya juga muncul.
Marc Klok setahu saya juga dinaturalisasi dari Belanda. Kok dia bisa jadi WNI? Apakah surat yang diminta Kemenkumham sebelumnya juga bisa diberikan Klok? Atau saat Klok dinaturalisasi, tidak pernah ada surat yang diminta Kemenkumham, kenapa Klok bisa jadi WNI?
Klok setahu saya sukses dinaturalisasi pada lima tahun lalu. Bahkan Klok kala itu tak bisa membuktikan bahwa dia memiliki garis keturunan Indonesia sehingga harus menunggu lima tahun baru bisa membela Timnas Indonesia.
Sementara, Jordi dan Walsh setahu saya mampu membuktikan memiliki darah Indonesia. Ya logika sederhananya, lebih mudah dari Klok, dong?
Bukan hanya Klok sebenarnya. Beberapa orang Belanda pernah dinaturalisasi. Misalnya Tonnie Cussel Lilipaly, Johny van Beukering, Raphael Maitimo. Tiga pemain itu dinaturalisasi dan bisa bermain untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2012.
Nah, fakta-fakta naturalisasi di masa lalu bisa jadi penjelas, kenapa yang sekarang sulit dilakukan? Atau setidaknya, pengalaman masa lalu bisa jadi pertanyaan ke Kemenkumham dan pihak terkait.
Tapi, di sisi lain, jika memang semua jadi buntu dan ngotot dengan syarat mutlak, maka Jordi dan Walsh berbaju Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Asia 2023 jadi angan-angan saja.
Mungkin memang belum berjodoh dengan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H