Ini hanya khayalan. Villarreal sudah lolos ke semifinal, tinggal selangkah lagi ke final. Atletico Madrid agak berat, tapi bisa saja mereka melewati Manchester City, kemudian mengalahkan Real Madrid dan lolos ke final.
Ini bayangan saja, jika Villarreal bertemu Atletico Madrid di final. Kemungkinan itu ada. Walaupun jika dilihat di atas kertas, tentu sangat kecil kemungkinannya.
Tapi tetap bisa kan, final antara dua tim yang tak diunggulkan? Jika pun saya memimpikan final underdog ini bukan berarti saya mendukung dua tim tersebut.
Saya hanya membayangkan otoritas Liga Champions juga melongo dan menyesal bagaimana dua tim underdog bisa lolos ke final. Melongo karena saya yakin secara ekonomi laga Villarreal vs Atletico Madrid tidak menjual. Hehehe.
Sepak bola, terutama sebagian para pemain di Eropa, telah dieksploitasi sedemikian rupa untuk perputaran uang. Sepekan bermain tiga kali atau bahkan lebih.
Ada rotasi? Tentu ada. Tapi di waktu menentukan seperti April-Mei, saya pikir rotasi tak akan masif dilakukan, khususnya tim yang punya peluang juara di domestik dan Eropa.
Belum lagi (jika normal), para pemain akan berjuang untuk negaranya di musim panas. Dua tahun sekali main di musim panas, Piala Dunia dan Euro.
Belum lagi tetek bengek kualifikasi Euro dan Piala Dunia. Belum lagi jika Piala Dunia jadi digelar dua kali.
Memang tak semua pemain di Eropa mengalami kepadatan. Tapi, mereka potensial mengalami kepadatan jadwal dan kelelahan luar biasa.
Maka, tim besar Eropa adalah yang potensial mengalami kelelahan itu. So, tim underdoglah yang berpotensi membuat kejutan. Mereka melepas domestik dan memburu Liga Champions.
Atletico Madrid dan Villarreal saya pikir tak lagi bisa juara liga. Atletico mungkin akan berjuang masuk zona Liga Champions di klasemen akhir Liga Spanyol. Villarreal yang kini di posisi 7 klasemen sementara, sepertinya sulit masuk zona Champions di klasemen akhir Liga Spanyol.
Maka, jika final underdog terjadi, agresi untuk mendapatkan keuntungan finansial bisa kempes hehe. Ingin melihat bagaimana pihak yang sangat mengeksploitasi pemain gigit jari.
Mengharapkan final tak ideal adalah salah satu cara agar pemegang kebijakan sepak bola melihat pemain sebagai manusia, bukan mesin penghasil uang. Pemain butuh istirahat, refresh, sehingga bisa menghibur dan juara.
Ngga enak juga sebagai penonton, menikmati bagaimana manusia lain dieksploitasi. Kadang seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H