Saat Juventus terkapar di masa kepelatihan Andrea Pirlo, Inter Milan mengambil panggung. Inter Milan bisa jadi juara Liga Italia 2020-2021 di tangan pelatih Antonio Conte.
Lalu, setelah Conte pergi, datanglah Simone Inzaghi. Mungkin banyak yang ragu atau sangsi pada Inzaghi yang satu ini. Namun, perjalanan Inter sejauh ini sudah cukup menjelaskan bahwa Inzaghi tak perlu disangsikan.
Sejatinya, bukan hanya kehilangan Antonio Conte, Inter juga kehilangan Romelu Lukaku. Lukaku memilih pergi ke Chelsea. Inter Milan kemudian menggaet Edin Dzeko sebagai pengganti Romelu Lukaku.
Tentu ragu merayap ketika Inter memilih Dzeko karena si pemain sudah uzur untuk ukuran penyerang. Pada 17 Maret 2022, Dzeko akan berumur 36 tahun.
Belum lagi rumor Lautaro Martinez di awal musim ini yang ingin meninggalkan Inter Milan. Tapi untungnya tandem Lionel Messi di Timnas Argentina itu bertahan di Inter Milan.
Di tengah rentetan ragu pada awal musim 2021-2022, Inter terus melaju. Di Liga Italia, Inter masih di puncak klasemen sementara. Inter memiliki 49 poin dari 20 laga. Inter unggul satu poin dari AC Milan yang ada di posisi dua dengan 21 laga.
Di Liga Champions, Inter lolos ke babak 16 besar. Inter akan melawan Liverpool pada 17 Februari 2022 dan 9 Maret 2022. Di Coppa Italia, Inter akan bermain di babak 16 besar pada 20 Januari 2022 melawan Empoli.
Satu lagi yang juga penting, Inter baru saja mendapatkan trofi pertama musim ini. Inter mampu mengalahkan Juventus di ajang Piala Super Italia dengan skor 2-1, Kamis (13/1/2022) dinihari WIB.
Inter mengalahkan Juventus di Piala Super Italia dengan susah payah. Inter mencetak gol kemenangan melalui Alexis Sanchez di menit 120+1. Laga memang dilanjut ke babak perpanjangan waktu karena kedua tim sama kuat 1-1 di 90 menit. Juventus mencetak gol melalui McKennie di menit 25 dan Inter menyamakan kedudukan melalui penalti Lautaro Martinez di menit 35.
Jalan Inter Milan sejauh ini sudah di jalur yang benar. Maka, tak perlu meragukan kapasitas Simone Inzaghi. Dia ternyata mampu membawa Inter dengan baik sepeninggal Conte dan Lukaku.
Sebenarnya, bukan hal yang mengejutkan ketika Inzaghi bisa membawa Inter tetap berkibar. Sebab, rekam jejak Inzaghi semasa melatih Lazio juga bagus.
Selama lima musim melatih Lazio, Inzaghi memberi tiga gelar yakni satu gelar Coppa Italia dan dua gelar Piala Super Italia. Memang Inzaghi tak pernah membawa Lazio juara Liga Italia. Tapi tengoklah Lazio di masa Inzaghi.
Jangan samakan Lazio di masa juara Liga Italia 1999-2000. Saat itu Lazio bertabur bintang, ada Salas, Veron, Diego Someone, Simone Inzaghi, Fabrizio Ravanelli, Nesta, Nedved, Boksic, dan nama lain. Lazio di masa kepelatihan Inzaghi tak bertabur banyak bintang, tapi dapat tiga titel selama lima musim.
Musim memang belum selesai. Bisa saja Inter tergelincir di Liga Italia. Tapi, mempertahankan Inzaghi bukan hal yang salah. Inzaghi pasti memiliki ramuan yang lebih jitu musim depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H