Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemain Indonesia Dikontrak Klub Luar Negeri untuk Keruk Follower? Tak Masalah

9 Januari 2022   06:17 Diperbarui: 9 Januari 2022   08:15 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi. Foto: afp dipublikasikan kompas.com

Jika banyak pemain Indonesia dikontrak klub luar negeri agar klub itu meningkat follower-nya di media sosial, bagi saya tak masalah. Yang penting, si pemain mampu menyerap banyak ilmu sepak bola di luar negeri dan disebarkan ke anak-anak di Indonesia.

Saya termasuk orang yang tak ambil pusing ketika ada pemain Indonesia dikontrak dengan alasan utamanya nonteknis. Lagipula di zaman modern ini, faktor nonteknis juga berpengaruh dalam hal kontrak mengontrak pemain.

Sebab, sepak bola tak hanya soal mengolah kulit bundar. Sepak bola menjelma jadi bisnis yang menggiurkan. Bisnis dari penjualan jersey, bisnis media sosial, mengeruk fans asal si pemain asing, sampai menarik investor.

Pemain sepak bola, kini juga harus bisa adaptif dengan pasar. Dia harus bisa jadi bagian promosi sebuah klub atau mempromosikan bisnis yang membiayai klub.

Masih ingat kan bagaimana pemain Real Madrid mengangkat tangan tak ada hubungannya dengan sepak bola? Mengangkat tangan untuk memperlihatkan keteknya yang tak bau. Mereka harus bisa jadi bagian entertain di luar lapangan hijau.

Maka, tak masalah jika pemain Indonesia dikontrak untuk menaikkan follower klub luar negeri. Yang pasti ketika masuk ke kompetisi sangat profesional, maka si pemain harus mampu mengeruk banyak ilmu.

Keruklah ilmu untuk pemanasan, passing bola, manajemen ruang ganti, cara melatih, kedisiplinan, dan lainnya. Semakin banyak yang dikeruk akan makin bermanfaat.

Kelak ketika balik ke Indonesia tinggal menularkan ke anak Indonesia. Menjelaskan soal sepak bola di zaman modern. Syukur-syukur bisa menjelaskan budaya negara asing itu.

Bermain sepak bola di negeri yang sepak bolanya maju, tentu tak hanya berdampak pada teknis sepak bola. Dampak sosial juga muncul.

Jika kita hidup di lingkungan yang jauh berbeda, maka kita makin paham warna dunia. Semakin paham warna dunia, maka tak akan memaksa menyeragamkan.

Pola pikir yang terbuka bisa menjadi oleh-olehnya. Tentu saja pola pikir terbuka khususnya pada hal baru dan bermanfaat. Maka, jika ada kesempatan main bola di luar negeri, saya berharap talenta Indonesia mengambilnya. Demi kebaikan dan perbaikan sepak bola Indonesia, sepak bola Timnas Indonesia, dan juga Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun