Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Ibu Punya Anak Kesayangan dan Bapak Punya "Musuh" Kesayangan

1 Januari 2022   17:32 Diperbarui: 1 Januari 2022   17:35 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang kulihat, jika di keluarga besar, ayah sering berseberangan dengan si sulung. Beberapa fenomena itu aku ketahui sendiri.

Dulu aku punya tetangga dan masih saudara yang si sulungnya sering "bermusuhan" dengan ayahnya. Namun, saat si ayah meninggal dunia, si sulunglah yang paling bisa menjelaskan kepribadian baik si ayah secara sempurna. Unik kan?

Bagiku juga tak masalah ketika satu keluarga "bermusuhan". Asal bisa dikelola  dengan baik, maka tak akan ada masalah. Malah jadi dinamika yang kadang dirindukan.

Penyeimbang

Lalu jika dua fenomena itu terjadi, bagaimana? Fenomena ibu punya anak kesayangan dan bapak punya "musuh" kesayangan?

Ya mudah saja sebenarnya. Dalam banyak keluarga yang kutahu, orangtua menjadi penyeimbang. Jika ibu punya anak kesayangan, maka sang ayah biasanya akan jadi penyeimbang. Sang ayah, biasanya akan memperlakukan anaknya secara sama.

Jika ada anak yang "bermusuhan" dengan ayahnya, maka si ibu yang jadi penengahnya.

Fenomena "musuh" kesayangan sering kulihat di film. Jadi ketika anak dan ayah berseteru, sang ibulah yang jadi penengahnya. Tapi saya jarang lihat film yang mengangkat cerita ibu punya anak kesayangan. Hanya satu yang aku ingat film dengan nuansa kental ibu dan anak kesayangan, yakni film Rahasia Buronan dengan bintang Roy Marten, El Manik, dan Rima Melati.

Lho kok jadi nulis film?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun