Para pemain Indonesia. Foto: pssi dipublikasikan kompas.com
Kalah telak di final leg pertama tentu bukan hasil yang diinginkan. Indonesia kalah 0-4 dari Thailand di final leg pertama, Rabu (29/12/2021).
Nah, kalau menurut saya, tak perlu banyak harapan di leg kedua yang dilaksanakan pada Sabtu (1/1/2022). Cukup satu harapan saja bagi skuat Garuda yang banyak diisi pemain muda. Harapannya adalah bermain gembiralah dan nikmati lapangan Stadion Nasional Kallang, Singapura.
Bermain gembiralah seperti anak kecil main bola di hujan tiba. Gembiralah agar skuat Garuda berselimut rasa suka cita.
Kerja sama secara gembiralah antar pemain. Bangun imajinasi seperti kala masih bocah. Bermainlah sepak bola dengan kesenangan, kebahagiaan.
Saya yakin jika bermain dengan gembira, maka akan mengurangi tekanan. Tekanan Indonesia memang hebat. Bukan hanya dari Thailand, tapi juga dari penonton Singapura yang tak rela dengan kekalahan di semifinal.
Anggaplah tekanan itu angin lalu. Main gembiralah dan tersenyumlah. Ikuti arahan Shin Tae-yong dengan gembira. Ikuti dengan imajinasi anak-anak yang ingin bersukaria lewat sepak bola.
Hasil? Tak perlu pikir hasil menurut saya. Yang penting bermain gembira. Bermain suka cita. Bermain dengan imajinasi anak-anak.
Kenapa? Karena kegembiraan itu bisa memberi energi luar biasa. Karena anak-anak adalah sosok yang sering mengejutkan.
Maka saya sendiri sudah tak berpikir skor. Mungkin karena kekalahan telak di leg pertama. Yang penting, kalau menurut saya, bermain gembiralah, bermain lepaslah.