Maka, agar marah-marah dan sering merendahkan orang lain tak mewabah, lingkungan yang tak menekan itu harus dibangun. Yang paling bertanggung jawab untuk membangun adalah mereka yang punya kuasa. Bukan hanya kuasa politik dan ekonomi, tapi juga kuasa karena usia atau lainnya.
Bos ya jangan sering menekan anak buahnya. Pimpinan politik ya jangan sering menekan bawahannya. Guru jangan sering menekan muridnya. Orangtua jangan sering menekan anaknya.
Teman yang lebih superior secara ekonomi, jangan menekan teman lainnya yang tak superior secara ekonomi. Jadi janganlah sering menekan yang lain. Baik menekan secara fisik atau verbal.
Tekanan yang sering itu, bisa memunculkan wabah pada si korban. Si korban yang sering ditekan, bisa berontak dengan mengumpat kasar pada yang orang lain di dunia maya. Berontak dengan merendahkan kemanusiaan orang lain dengan stigma, padahal hanya beda pandangan politik.
Tekanan-tekanan yang sering itu, akan bisa memunculkan masyarakat yang sakit. Masyarakat yang berlalu lalang dengan mengumpat dan merendahkan martabat orang lain.
Mereka yang sering merendahkan orang lain itu, sejatinya adalah korban tekanan lingkungan. Tekanan lingkungan yang bisa jadi kita turut andil di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H