Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bens Leo, Konsisten Berjalan Sepi di Tengah Keramaian

30 November 2021   09:15 Diperbarui: 30 November 2021   09:37 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bens Leo. Foto: KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG PANGERANG

Kata guru saya, ciri dunia itu adalah keramaian. Kalau orang konsisten dengan keramaian, maka hal biasa. Tapi jika ada yang konsisten dengan sepi, maka itu unik. Lebih unik lagi jika bersepi di tengah keramaian.

Bens Leo mungkin dikelilingi  ingar bingar musik. Sebab, dia memang berada di sana karena pilihan hidupnya. Dia mendengarkan lagu, melihat performa musisi, dan segala tetek bengeknya.

Musik tak akan pernah sepi. Sebab, dari musik muncul suara. Maka keramaian musik adalah kewajaran. Tapi, di tengah lingkup keramaian itu, Bens Leo memilih peran yang sepi, setidaknya itu yang saya pahami.

Dia memilih menjadi pengamat musik, sebuah posisi yang sepi. Kenapa saya bilang sepi? Ya setahu saya jarang ada pengamat musik, hanya Bens Leo yang sering jadi rujukan soal musik.

Entah di media tulis atau media elektronik, kalau bicara pengamat musik ya hanya Bens Leo. Sependek pengetahuan saya seperti itu. Sepertinya peran itu sudah dilakoni lama.

Saya masih ingat dia mengomentari Bondan Prakoso dan Funky Kopralnya. Artinya, itu sudah sangat lama karena Funky Kopral ada di tahun 1998-2004.

Jadi, Bens Leo memilih jalur sepi dan sendirian di tengah keramaian. Beda dengan pengamat lainnya yang berjamur. Pengamat sepak bola saja banyak sekali dan banyak yang berbobot. Apalagi pengamat politik, sangat menjamur jika menjelang pemilu, bobotnya malah kadang kelewatan karena condong ke kelompok politik tertentu.

Pengamat ekonomi juga banyak dan banyak yang berkelas. Pengamat hukum juga banyak dan berkelas karena biasanya mereka juga berpraktik hukum. Nah, pengamat musik, saya hanya mengenal Bens Leo.

Dari Bens Leo saya atau mungkin kita, belajar tentang konsistensi. Menekuni sesuatu dengan sangat dalam dan lama. Bukan belajar untuk memaksa diri bisa apa saja.

Satu lagi, penampilan Bens Leo ya seperti itu. Berbaju biasa dengan rambut yang kadang nanggung alias gondrong tidak, pendek juga tidak. Ungkapannya juga tak meledak-ledak. Jarang dia berkomentar meledak-ledak. Setidaknya itu yang terlihat ketika dia nongol di televisi.

Saya hanya bisa menebak mungkin dia memilih sederhana. Memilih untuk menonjolkan isi dari penampilan. Dia berpenampilan seperti orang pada umumnya. Berpenampilan sederhana.

Maka, berpulangnya Bens Leo juga berpulangnya brand 'pengamat musik adalah Bens Leo'. Berpulangnya sosok penyepi yang sederhana. Selamat jalan Pak Bens Leo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun