Mungkin pelatih Juventus Massimiliano Allegri telah memikirkan beberapa idenya untuk mengalahkan Spezia, Kamis (23/9/2021) dinihari WIB. Tapi fakta di lapangan, Juventus menang lawan Spezia dengan skor 3-2 memakai strategi sederhana.
Juventus akhirnya mendapatkan kemenangan perdana di ajang Liga Italia Serie A musim ini. Juventus mampu mengalahkan tuan rumah Spezia 3-2.
Tiga gol Juventus dibuat Moise Kean di menit 28, Federico Chiesa menit 66, De Ligt menit 72. Dua gol Spezia dibuat Gyasi menit 33, dan Janis Antiste menit 49.
Di laga itu secara mental Juventus sempat tertekan karena tertinggal 1-2. Di sisi lain, Juventus terlihat kerepotan membongkar pertahanan pertahanan Spezia yang rapat dan dalam. Artinya, Spezia menumpuk banyak pemain di kotak penalti.
Nah, dua gol terakhir Juventus memberi gambaran bagaimana cara mudah membongkar pertahanan rapat dan dalam. Sekalipun cara tersebut cenderung spekulatif.
Spezia terlihat membuat kerumunan di pertahanannya sendiri. Langkah itu dilakukan agar Juventus kesulitan mencetak gol. Bahkan, aksi individu pun sulit dilakukan jika melihat pertahanan serapat itu.
Ternyata, para pemain Juventus menambah kerumunan di daerah pertahanan Spezia. Pemain seperti Dybala, Morata, Chiesa, Locatelli dalam beberapa kesempatan ditumpuk di area pertahanan Spezia. Bahkan, De Ligt pun menambah kerumunan jika Juventus mendapatkan sepak pojok.
Setelah kerumunan bertambah, tinggal mengirim bola ke kotak penalti untuk memunculkan perebutan. Kemudian, tinggal berharap keberuntungan bahwa pemain Juventuslah yang menang dalam perebutan dan berpeluang mencetak gol.
Situasi menambah kerumunan menjadi lebih bermanfaat karena kiper Spezia, Jeroen Zoet terlihat tak mau keluar sarang. Nah, gol kedua Juventus muncul dari kerumunan itu.
Bisa dilihat bagaimana rapatnya pertahanan Spezia. Kemudian, beruntung bagi Federico Chiesa karena bola tidak bisa ditahan pemain Spezia. Dengan ruang tembak yang cukup, Chiesa mampu menjebol gawang Spezia.
Gol ketiga juga sederhana. Ada sepak pojok, bola dikirim ke kerumunan, dan beruntung bola menghampiri De Ligt. Kemudian, bek Juventus asal Belanda itu bisa menjebol gawang Spezia.
Maka, cara Juventus mendapatkan kemenangan ini bisa contoh. Khususnya ketika melawan tim yang bertahan rapat dan dalam. Hanya saja tentu spekulatif sifatnya.
Namun, satu yang harus diwaspadai, adalah fenomena serangan balik. Gol kedua Spezia terjadi karena Juventus gagal mengantisipasi kecepatan serangan balik. Mungkin, karena fokus membuat kerumunan, Juventus keteteran diserang balik. Apalagi Bonucci juga bukan pemain muda. Sehingga jika diajak lari bisa kerepotan.
Di sisi lain, cara sederhana ini tak akan bisa dilakukan ketika Juventus melawan tim yang terbuka. Tim terbuka cenderung berhasrat mendapatkan kemenangan melalui serangan terstruktur.
Maka, untuk melihat kualitas sebenarnya Juventus saat ini, adalah ketika melawan tim besar. Sejauh mana ide yang dikembangkan Allegri. Kini, harus diakui, Juventus adalah tim yang coba kembali dibentuk usai tak memuaskan musim lalu. Sejauh mana kekuatan sihir Allegri? Kita lihat saja sampai akhir musim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H