Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cerita Kemarau Memukul Petani Padi

5 September 2021   16:26 Diperbarui: 5 September 2021   16:37 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarau bagi sebagian petani padi adalah ancaman. Harus kerja ekstra untuk bisa mendapatkan air untuk sawah. 

Aku ingin bercerita tentang petani padi. Tentang pilu sebagian petani padi ketika kemarau berkepanjangan.

Petani padi sangat membutuhkan air saat proses penanaman. Tanpa air yang memadai, maka akan jadi masalah bagi padi yang ditanam. Nah, bagi sebagian petani padi, kebutuhan akan air ini akan bertalian dengan masa kemarau.

Jadi ceritanya begini. Ada petani padi yang tak terlalu risau dengan kemarau. Mereka adalah petani yang sawahnya dekat dengan sumber air yang melimpah. Misalnya saja, sawah yang diairi dari bendungan yang debit airnya relatif stabil. Mereka cenderung tak memiliki masalah jika kemarau tiba. Setahuku seperti itu.

Tapi bagi sawah yang tak memiliki sumber air melimpah, kemarau adalah tantangan dan bisa jadi musibah. Daerah yang "jauh" dari sumber air melimpah, biasanya mengharapkan aliran air dari irigasi yang tak seberapa. Di musim kemarau, air di aliran irigasi menyusut dan menjadikan para petani padi kadang berebut air.

Jadi, biasanya di malam hari sampai dinihari, mereka berjuang mendapatkan air. Aliran air yang tak seberapa itu, dibagi ke banyak petak sawah. Dulu, aku pernah baca berita, ada dua petani padi yang berantem dengan senjata tajam. Masalahnya ya berebut aliran air di musim kemarau.

Nah, fenomena mencari air di irigasi bisa dilakukan jika aliran di irigasi masih ada. Kalau di aliran irigasi tak ada air, bagaimana? Ada dua kemungkinannya.

Kemungkinan pertama terpaksa gagal melanjutkan menanam padi. Pernah satu kesempatan aku melihat benih padi sudah jadi. Tapi karena tak ada aliran air sama sekali di irigasi, benih itu kering. Petani rugi, gagal berkarya, dan tak panen.

Kemungkinan kedua adalah menyedot air dari sungai. Jangan dikira sawah dekat sungai otomatis akan sejahtera. Sawah yang dekat sungai tapi memiliki ketinggian lebih dari sungai, maka jauh dari sejahtera. Imbasnya, ketika kemarau petani menyedot air dari sungai. Menyedot air tentu membutuhkan alat dan bahan bakar. Itu butuh uang yang luar biasa.

Bagi sebagian petani padi, kemarau apalagi sampai kemarau panjang, adalah ancaman luar biasa.

Itu hanya salah satu masalah yang muncul bagi petani. Petani bukan saja berhadapan dengan musim yang tak bersahabat, tapi juga hama, dan tata niaga hasil pertanian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun