Kalau dibandingkan zaman sekarang ya pager jauh tertinggal. Mungkin pabrik pager sudah tutup. Memang setelah teknologi merajalela, pager ditinggalkan, khususnya setelah ada telepon genggan dengan fasilitas pesan pendek.
Pager saya kira umurnya tak sampai 10 tahun. Hanya beberapa tahun lalu dilibas HP. Saya bahkan tak pernah punya pager.
Bahkan, punahnya pager sudah lama terjadi. Saya baru sadar karena remaja berusia 20-an tahun tak ada yang mengenal pager. Setidaknya remaja yang pernah saya tanya soal pager.
Apa yang bisa dipetik? Ya, teknologi berubah dengan sangat cepat. Teknologi tak pernah punya perasaan. Teknologi tak pernah berpikir soal bangkrutnya pabrik pager. Tak pernah. Teknologi juga tak pernah berpikir soal bangkrutnya pabrik HP jadul.
Siapa yang tak adaptif dengan teknologi, akan ditinggal. Begitulah teknologi. Manusia dipaksa adaptif. Cuma, jika sangat adaptif pada teknologi, jangan sampai lupa dengan fitrah kita sebagai manusia. Sebab, manusia bukanlah robot.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI