Selain nama itu, Milan sudah punya Zvonimir Boban dari Kroasia. Milan juga punya trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten.Â
Milan juga memiliki pemain hebat asli Italia seperti Paolo Maldini, Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Demetrio Albertini, Roberto Donadoni, Danielle Massaro.
AC Milan sungguh jor -joran mengeluarkan uang di masa kepemimpinan Silvio Berlusconi tersebut. Lalu bagaimana hasilnya? AC Milan berhasil menjadi juara Liga Italia.
Namun, menjadi juara Liga Italia bukan hal yang istimewa dengan skuat itu. Tentunya targetnya adalah Liga Champions. Lalu bagaimana hasilnya?
AC Milan mampu lolos sampai final. Sayangnya, AC Milan kalah dari Marseille 0-1. Gol tunggal Marseille dibuat Basile Boli menit 43. Marseille kala itu diperkuat bintang "muda" yang kemudian jadi legenda seperti Marcel Desailly dan Didier Deschamps.Â
Diketahui, musim 1992-1993 adalah format baru European Cup yang "berubah" nama jadi Liga Champions. Selain gagal di Liga Champions, Milan juga gagal di Coppa Italia. Mereka hanya sampai semifinal.
Milan baru bisa menjadi penguasa Eropa pada musim selanjutnya. Pada musim 1993-1994 Milan juara Liga Champions setelah membantai Barcelona 4-0.
Namun di musim 1993-1994, beberapa bintang sudah "hilang". Gullit memilih ke Sampdoria, Rijkaard ke Ajax, Basten dan Papin cedera. Lentini setelah mengalami kecelakaan, performanya menurun.
Jadi, Milan menguasai Eropa ketika tak lagi menjadi The Dream Team. Diketahui pada musim 1992-1993 dan 1993-1994, Milan dilatih Fabio Capello.
Nah, cerita AC Milan di musim 1992-1993 mirip dengan PSG saat ini yang bertabur bintang. Maka, bukan jaminan bahwa PSG akan juara Liga Champions. Kita tunggu saja kiprah PSG musim ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H