Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

4 Rekor Dunia Dipegang Lifter Indonesia dan Kejutan Rahmat

29 Juli 2021   04:46 Diperbarui: 29 Juli 2021   04:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahmat Erwin Abdullah. Foto DOK NOC Indonesia dipublikasikan kompas.com

Ada dua hal yang hendak saya tulis tentang angkat besi. Pertama tentang atlet Indonesia yang memegang rekor dunia dan keberhasilan Rahmat Erwin Abdullah yang meraih perunggu di angkat besi kelas 73 Kg pada Olimpiade 2020.

Tulisan ini hanya menegaskan saja bahwa Indonesia sangat potensial sebagai ladang munculnya lifter berkelas. Sesuatu yang patut disyukuri.

Rekor dunia

Ada empat rekor dunia angkat besi yang dipegang atlet Indonesia. Empat rekor itu dipegang oleh dua lifter Indonesia.

Satu rekor dunia dipegang Eko Yuli Irawan. Dia memegang rekor dunia untuk angkatan clean and jerk kelas 61 Kg. Angkatan yang dibuat Eko Yuli adalah 174 Kg pada kejuaraan dunia 2018 di Ashgabat, Turkmenistan.

Satu atlet Indonesia lain juga memegang rekor dunia, namun di level junior. Tak tanggung-tanggung, Rizki Juniansyah yang kini masih berusia 18 tahun, memegang tiga rekor dunia.

Rizki memegang rekor untuk kelas 73 Kg. Dia memegang rekor snatch 155 Kg, clean and jerk 194 Kg, dan angkatan total 349 Kg. Rizki membuat rekor kala menjadi juara dunia junior di kejuaraan dunia junior di Taskent, Uzbekistan Mei 2021.

Semoga Rizki jadi perebut medali emas di Olimpiade 2024. Apalagi performanya cukup menjanjikan.

Dua lifter Indonesia memegang rekor dunia menjelaskan bahwa angkat besi memang promadona. Angkat besi adalah potensi. Seperti yang saya tulis sebelumnya, angkat besi perlu diapresiasi.

Saya yakin jika angkat besi digenjot, akan makin banyak atlet berprestasi dari Indonesia. Bisa juga nantinya Indonesia merajai Olimpiade.

Kejutan Rahmat

Saat saya tahu Rahmat main di grup B kelas 73 Kg, saya tak terlalu berharap dia mendapatkan medali. Jadi, di olimpiade itu ada dua grup di tiap kelas.

Grup A adalah para kompetitor yang level atas dan grup B adalah kompetitor level bawah. Waktu pertandingannya dibedakan.

Jarang ada lifter di grup B yang bisa meraih medali. Apalagi saya sempat baca bahwa target Rahmat adalah masuk 8 besar. Makin tak berharaplah saya kalau dia dapat medali.

Tapi ternyata dia menyabet perunggu. Pasalnya para kompetitor di kelas A ternyata banyak yang kewalahan dan gagal mengangkat 190 Kg clean and jerk. Padahal 190 adalah angkatan yang dibuat Rahmat.

Pada akhirnya Rahmat membuat kejutan dengan menyabet medali perunggu. Alhamdulillah.

Sekadar catatan, di kejuaraan junior lalu, Rahmat kalah dari Rizki yang memegang rekor dunia. Ke depan duo ini bisa sangat membahayakan bro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun