Ini bukan tulisan logis. Bukan. Ini hanya tulisan soal memperlakukan seorang pelatih dengan wajar. Mungkin Spanyol kualat pada pelatihnya terdahulu Robert Moreno. Imbasnya Spanyol tak meyakinkan di Euro kali ini. Mungkin saja? Ya kemungkinan yang tak akan pernah terkonfirmasi karena ini bukan soal logis.
Mundur teratur pada tahun tahun menghilangnya Luis Enrique dari tugasnya sebagai pelatih Spanyol. Saat itu tak ada yang tahu mengapa Enrique menghilang dengan alasan pribadi.
Setelah beberapa waktu Enrique memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih Spanyol. Robert Moreno yang mulanya sebagai asisten, akhirnya diangkat sebagai pelatih.
Belakangan diketahui mengapa Enrique menghilang. Ternyata dia memilih bersama sang anak yang sakit kanker tulang. Sang anak pun meninggal dunia pada Agustus 2019.
Di masa itu, Moreno sudah menjadi pelatih Timnas Spanyol. Bahkan, Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol Luis Rubiales mengungkapkan jika Moreno bisa menjadi pelatih Spanyol di Euro jika mampu meloloskan Spanyol.
Di tangan Moreno, Spanyol main 9 kali dengan perincian 7 kali menang dan dua kali seri. Spanyol pun lolos ke Euro 2020. Tapi tiba-tiba kabar terjadi pada November 2019.
Tanpa penjelasan rinci dan terkesan didiamkan Federasi, Moreno pun didepak dari kursi kepelatihan. Enrique kembali memegang kendali.
Moreno tidak turun posisi ke asisten, dia tak jadi asisten. Sebab, Enrique memilih Unzue sebagai asisten. Unzue adalah sosok yang membantu Enrique semasa di Barcelona.
Yang membuat Moreno makin tak nyaman adalah bahwa federasi tak memberi tahunya soal posisi asisten. Moreno tahu bahwa dia juga tak akan jadi asisten dari seorang jurnalis.
Lengkap sudah kekecewaan Moreno. Sempat diberi harapan melatih Spanyol di Euro 2020 karena membawa Spanyol lolos ke Euro. Tapi akhirnya Moreno didepak. Sesuatu yang tak mengenakkan.
Maka, bisa jadi alam marah karena perlakuan federasi pada Moreno. Mungkin karena itulah Spanyol kena kualat sehingga belum bisa menang di Euro. Mungkin saja Spanyol terdepak di babak grup.
Tapi tentu tulisan ini bukan tulisan logis. Hanya mengaitkan soal penghormatan pada orang dan prestasi timnas. Tapi tulisan ini hanya ingin menekankan bahwa seorang pekerja (termasuk pelatih) harus diperlakukan secara layak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H