Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karman Sedih Lihat Mama Muda Tersangkut Narkoba

15 Juni 2021   12:17 Diperbarui: 15 Juni 2021   12:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu bukan kasus pertama ibu muda kena pidana. Kemarin-kemarin juga ada. Bahkan ibu dari kecamatan sebelah. Kan deket dengan tempatku. Kok ya tidak mencoba mencari aku untuk jadi suaminya. Malah cari lelaki ngga jelas," kata Karman benar-benar ngelantur.

"Tapi yang mencarimu sebenarnya banyak kan Man. Ada Siti, Romlah, Ninuk, Rikem. Itu kan konon sering nyari kamu. Tapi kamu sendiri yang ogah-ogahan," kataku.

"Ya aku ingin mendapatkan wanita yang... kau tahu lah Min. Tidak perlu aku jelaskan. Kalau sama mereka, wah kayak gimana gitu," kata Karman.

"Coba kalau mama muda yang cantik-cantik itu kenal aku dan mengerti aku, pasti aku jaga dengan baik. Biarkan dia mengurus anak-anak kami. Nanti aku ke sawah pagi, pulang sore, ada yang menjemput. Si mama cantik dan anak menjemput si papa yang baik hati, kekar, dan uhuy. Enak sepertinya ya Min, kalau kayak gitu," kata Karman sembari menerawang rembulan tanggal 15.

"Aku sedih kalau mama muda itu terjerumus ke dunia hitam. Mending ke pelukan lelaki hitam sepertiku. Sekalipun hitam, aku tidak neko-neko. Usia sudah 35, tentu aku sudah matang ya Min. Coba kalau mama cantik itu dulu datang ke aku dan minta supaya aku menikahinya. Wah, ngga akan banyak mikir. Langsung saja aku nikahi hari itu juga," kata Karman sembari menyeruput kopi yang aku suguhkan.

"Dunia-dunia. Kok ya kayak gitu," kata Karman sembari garuk-garuk bokongnya yang gatal, mungkin digigit bangsat. Setelahnya , tanpa dosa dia buang gas. Wah Karman memang parah.

Tumben malam itu cuma kami berdua, tak ada yang mampir ikut nimbrung.  Karman terus nerocos tak selesai-selesai. Dari balik kamar, istriku bersuara. "Pak, sudah malam. Apa ngga pengin bobo," kata istriku memberi kode.

Susah kalau seperti itu. Antara menghormati tamu dan menghormati istri. Tapi akhirnya aku memilih menghormati tamu dengan tetap menghormati istri. Aku masuk rumah sembari bilang, "Man, habiskan saja makanannya, aku ke dalam dulu," kataku.

Setelah lebih dari 10 menit aku masuk, Karman merasa kesepian. Dia berkali-kali memanggilku. Tapi ya sudah aku biarkan saja. Biasanya dia tertidur di teras rumahku. Itu sudah biasa karena dia sampai sekarang belum memiliki tanggungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun