Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karman Sedih Lihat Mama Muda Tersangkut Narkoba

15 Juni 2021   12:17 Diperbarui: 15 Juni 2021   12:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. foto kompas.com/m isa bustomi

Karman, lelaki 35 tahun yang dari dulu sampai sekarang memiliki rambut belah tengah itu sering menyambangi rumahku. Biasanya dia datang setelah Isya, lalu sampai agak larut bicara apa saja. Aku tinggal mendengarkan saja. Senang kalau mendengarkan Karman bicara. Ekspresinya itu kadang lebih dahsyat dari film Bollywood yang dia suka.

Jadi, kalau bicara, sembari menggerakkan tangannya. Kadang kalau bicara bola, dia sembari berdiri dan memperagakan bagaimana pemain gagal menendang bola. Kadang aku cekikikan. Kalau aku sudah sering cekikikan, maka ada saja yang ikut nimbrung datang di depan teras rumahku.  

Kalau sudah terlalu larut dan aku cekikikan, maka istriku dari dalam rumah sudah memberi alarm. "Paaaak...." Kata istriku. Itu tandanya aku harus jaga diri karena si kecil juga perlu tidur.

Malam itu, Karman datang ke rumahku. Dia membawa HP kesukaannya sembari baca berita terbaru. Dia suka dengan berita lokal. Paling dia suka adalah berita tentang kejahatan, apalagi kejahatan yang dilakukan mama muda.

"Min, kayak gini kok main pidana ya Min. Coba lihat, ini kan ibu muda yang cantik. Lihat saja," kata Karman sembari memperlihatkan HPnya padaku. Memang cantik si ibu muda itu alias mama muda itu. Ceritanya si mama muda itu tersangkut kasus narkoba.

"Aku sedih kalau lihat kayak gini Min. Maksudku wanita secantik ini kok ngga nikah sama aku saja. Kalau sama aku pasti tidak main narkoba," kata Karman yang memang masih bujang.

Sebenarnya yang suka sama Karman itu banyak. Namun, Karman seleranya wanita yang cantik ala wanita kota. "Coba kalau nikah sama aku, pasti terjamin ya Min," katanya.

"Lho kenal sama kamu saja tidak, kok dia mau nikah sama kamu. Itu bagaimana ceritanya Man?" tanyaku.

"Ya harusnya dia inisiatif kan bisa. Misalnya cari lelaki kayak aku, dewasa, modis, dan manis. Ya wanita cantik itu harus inisiatif, jangan aku terus yang inisiatif," kata Karman yang menurutku sudah mulai ngelantur.

"Ya ngapain juga inisiatif mencari kamu. Ngga ada untungnya kan?" kataku sembari terkekeh.

"Ya hidup kan tidak soal untung rugi Min. Inisiatif saja apa susahnya sih. Kalau wanita-wanita cantik itu inisiatif mencariku kan mereka punya kesempatan mendapatkan lelaki yang baik. Kalau mereka tidak inisiatif mencariku ya dapatnya kayak lelaki lelaki nakal itu," kata Karman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun