Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang-orang Biadab, Kampungku Kena Azab

30 Mei 2021   11:33 Diperbarui: 30 Mei 2021   11:55 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

***

Aku tak tahu, mungkin Tuhan murka. Para begundal itu diserang wabah cacing luar biasa. Dari pori-pori tubuh mereka keluar banyak cacing. Saat cacing itu keluar, sakitnya tak terkira. Cacing itu akan keluar ketika pagi dan petang.

Cacing kecil itu tak terhitung jumlahnya. Keluar dari pori-pori banyak warga desa kami. Semua pengobatan dan doa sudah ditebar, tapi tak ada hasil yang maksimal.

Maka setiap pagi dan petang, Sarmidi mendengar teriakan kepedihan tak terkira dari warga kampung kami. Suaranya menyayat. Bahkan antarmereka kadang saling berpelukan sembari teriak menahan sakit ketika cacing keluar dari tubuhnya.

Adakah yang meninggal? Tidak ada. Semua tak ada yang meninggal. Mereka merasakan bagaimana sakitnya menghasilkan cacing itu. Sakit yang tak terkira. Mungkin alam memang sudah marah pada mereka. Mungkin saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun