"Jangan mas. Kalau kamu bersyukur nanti anak kita nambah. Dua anak saja sudah kelimpungan memberi makan. Bagaimana kalau anaknya bertambah," kata Menul.
"Oiya, bener juga ya," ujar Sodik.
"Lalu aku harus bersyukur soal apa?" Tanya Sodik.
"Ya bersyukur soal uang saja mas. Berapapun uang yang didapatkan  kamu bersyukur saja mas. Nanti kan terus bertambah. Nanti kita bisa punya uang banyak," ujar Menul.
"Oiya, bener juga ya. Kalau bersyukur dan kaya, nanti kita bisa beli rumah. Bisa bertamasya, bisa membeli mobil, bahkan pesawat," kata Sodik.
Keduanya lalu terdiam merenungi dan mengkhayal jika seandainya jadi kaya raya.
"Nah, kalau sudah kaya kan kamu bisa membeli apa saja, Nul. Banyak yang bisa kamu lakukan dengan uang kita. Nah kalau sudah kaya, aku bisa bersyukur punya istri kamu," kata Sodik cengengesan.
"Iya, bener juga ya..." kata Menul sembari masih terus mencerna pernyataan Sodik. Dia merasa ada yang janggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H