Ada satu pernyataan yang diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kamis (1/4/2021). Mungkin ini hanya pernyataan biasa. Tapi, bisa saja dimaknai ada tanda di baliknya.
Jadi, Anies mengungkapkan terima kasih pada Presiden Jokowi. Sebab, Jokowi telah meng-ACC jika DKI Jakarta bisa mengurus persoalan stasiun yang ada di Jakarta. Anies menilai bahwa agak sulit jika DKI Jakarta tak memiliki kewenangan mengatur transportasi.
Nah, akhirnya Jokowi, seperti diungkapkan Anies, memberi jalan. DKI Jakarta diberi kewenangan untuk mengatur dan mengelola stasiun yang ada di DKI Jakarta. Ada pernyataan Anies selanjutnya. "Untung Presiden mantan Gubernur DKI," ujar Anies yang saya kutip dari detik.com.
Nah, pernyataan itu bisa bermakna ganda. Makna pertama adalah bahwa Anies memuji Jokowi. Memuji dalam arti bahwa Jokowi paham permasalahan Jakarta karena sebelum menjadi Presiden adalah Gubernur DKI Jakarta. Mungkin, jika Jokowi tak pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta, maka akan sulit untuk memahami Jakarta, daerah yang banyak dikatakan sebagai miniatur Indonesia.
Makna pertama itu tentu memberi kesan positif dalam hubungan keduanya. Jika selama ini hubungan keduanya dimaknai dalam kesan negatif, maka pernyataan Anies itu adalah makna positif untuk menjelaskan bagaimana hubungannya dengan presiden. Tentu saja ini bagus dalam kaitan hubungan antara petinggi negeri.
Makna kedua, tentu makna yang ingin memberi tanda bahwa Anies juga memiliki peluang seperti Jokowi. Artinya, Anies yang saat ini adalah Gubernur DKI Jakarta, (mungkin) ingin memberi tanda bahwa dia bisa jadi Presiden Indonesia. Jika menjadi Presiden Indonesia, maka Anies bisa paham persoalan Jakarta yang sering dinilai sebagai miniatur Indonesia.
Makna kedua ini tentu untuk kepentingan Anies sendiri jelang kontestasi 2024. Makna ini juga menyiratkan bahwa Anies ingin menjadi Presiden. Tapi perlu diingat ya. Dua makna di atas adalah interprestasi pribadi saya. Bisa benar dan bisa saja salah.
Selanjutnya, saya berpikir, sepertinya Anies memang harus berbaik-baik dengan banyak pihak. Sebab, itulah yang akan memberikan kesan positif padanya. Apalagi, Anies membutuhkan kendaraan untuk maju ke Pilpres 2024. Selain itu, Anies yang masa jabatannya selesai tahun depan, harus "nganggur" dua tahun untuk kemudian maju ke Pilpres 2024. Tentunya, jika ada parpol yang mengusungnya.
Jika selama nganggur dua tahun itu Anies tak melakukan gerakan maksimal, ya sepertinya popularitasnya akan tenggelam. Sosok yang masih jadi sorotan media, akan menggunakan panggung sebaik mungkin agar bisa maju ke Pilpres 2024. Jadi, memang harus bekerja ekstra keras. Â
Jangan lupa juga, Prabowo Subianto sepertinya akan eksis di pemerintahan sampai 2024. Prabowo punya peluang besar. Ganjar Pranowo hanya akan nganggur setahun, jika dia berniat maju di Pilpres 2024. Ridwan Kamil juga nganggur hanya beberapa bulan  jika dia ingin maju di Pilpres 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H