Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nostalgia, Apa yang Kau Tunggu dari Tabloid BOLA Kala Itu?

11 Maret 2021   11:48 Diperbarui: 11 Maret 2021   14:11 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potongan BOLA. dipublikasikan kompas.com

Tulisan ini hanya nostalgia saja , tak ada alasan selain nostalgia. Bukan juga karena ingin mendapatkan massa di pilkada. Bukan juga untuk mendapatkan legitimasi. Tidak. Ini hanya nostalgia saja.

Tabloid BOLA pertama kali saya genggam di tahun 1990. Mungkin sebelum itu, pernah saya genggam, tapi yang saya ingat pasti, ya di tahun 1990. Di masa Piala Dunia 1990, ada tabloid BOLA di rumah. Cover depannya adalah Diego Maradona memegang CIAO, maskot Piala Dunia 1990.

Dari situlah, saya mulai mengenal BOLA. Di tahun 1992, saya rela membeli BOLA bekas alias yang sudah terbit beberapa pekan sebelumnya. Saat itu, saya hanya ingin memotong foto para pemain sepak bola. Foto itu saya tempel di kamar bapak. Bapak jengkel!

Tahun 1993, saya beli BOLA dengan uang sendiri. Mungkin hasil  mengumpulkan uang jajan. Harganya saat itu Rp 625. Yang saya tunggu dari BOLA adalah klasemen. Saya lihat klasemen Liga Italia. Ada di mana tim favorit saya Fiorentina.

Selain itu, saya juga melihat hasil pertandingan, khususnya Liga Italia. Maklum saja, dulu untuk mengetahui hasil lengkap laga Liga Italia, saya baru bisa mendapatkannya ketika menggenggam BOLA pada Jumat. Laga Minggu, baru diketahui hasilnya Jumat.

Satu hal yang lebih detail di BOLA adalah, sejak edisi kapan saya lupa, menampilkan hasil laga dan pencetak golnya. Sehingga, kita tahu bahwa striker yang kita sukai mampu mencetak gol.

Sebenarnya, ada koran harian yang memberitakan hasil pertandingan Liga Italia. Kalau laga dilakukan Minggu, maka beritanya di koran adalah hari Selasa. Tapi kebanyakan dari koran itu memberitakan hasil tidak lengkap. Hanya klub-klub besar saja yang diberitakan. Sementara, Fiorentina tak diberitakan.

Fenomena di atas adalah kejadian sebelum tahun 1994. Sejak tahun 1994, situasi berubah. Piala Dunia 1994 ternyata telah menarik banyak orang menyukai sepak bola. Bahkan TPI di musim 1994-1995 itu menyiarkan Liga Belanda dan Liga Brasil. Alasannya karena laga Brasil vs Belanda di Piala Dunia 1994 adalah laga yang menarik. Sehingga, liganya pun disiarkan langsung.

Setelah Piala Dunia 1994, demam sepak bola mewabah. Koran sudah mulai peduli untuk memberitakan lebih lengkap liga elite Eropa. Tapi BOLA tetap berbeda. BOLA membuat tulisan lebih detail tentang hasil laga Liga Italia khususnya. Bahkan, sejak 1998, BOLA membuat tulisan hasil laga, starter pemain, nilai pemain, pencetak gol, dan foto.

Jadi ketika membeli BOLA, yang saya lihat pertama adalah klasemen liga elite Eropa. Tapi kadang saya juga melihat apa siaran langsung di RCTI dan SCTV. Di masa sebelum 1998, Liga Italia disiarkan RCTI dan Liga Inggris disiarkan SCTV. Saya masih ingat, kalau RCTI hostnya Oland Fatah dan SCTV hostnya Agus Wijaya.

Jadi, dulu membeli BOLA salah satunya hanya ingin tahu laga apa yang akan disiarkan di TV. Kalau yang main Fiorentina, saya langsung senang sekali.

***

Zaman dahulu saya ingat bahwa yang menjadi pesaing BOLA adalah tabloid Tribun. Tribun ini berbeda dengan Tribunnews.com. Tabloid Tribun adalah tabloid olahraga. Harganya lebih murah dari BOLA. Tabloid ini didanai sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB). Hanya orang yang merasakan hidup di Orde Baru yang tahu apa itu SDSB hehehe.

Ketika SDSB dilarang, maka saat itu pula Tribun kolaps. Saya terakhir kali membacar Tribun pada 1993. Saat kualifikasi Piala Dunia 1994 zona Amerika Selatan. Setelah Tribun tenggelam, BOLA punya pesaing namanya GO, atau Gema Olahraga di tahun 1994 atau 1995. Pimrednya Mahfudin NIgara, yang juga mantan wartawan andal BOLA.

Bahkan, GO menjadi pioner tabloid dwimingguan yang terbit tiap Selasa dan Jumat. BOLA kemudian mengikuti ritme itu. GO tak bertahan lama dan tumbang. Di masa-masa tahun 90-an sebelum Reformasi ada juga tabloid KOMPETISI. Setahu saya ini adalah tabloid yang berbasis di Surabaya.

Di masa setelah Reformasi, banyak tabloid atau majalah olahraga. Ada Libero, HAI Soccer juga muncul, ada juga majalah Sportif yang hidup kembali. Dulu sebelum reformasi, majalah Sportif terbit sebulan sekali dan sempat tenggelam. Setelah reformasi, majalah Sportif terbit sepekan sekali.

Di masa setelah Reformasi itu informasi benar-benar menjamur. Tapi seperti diketahui, kemudian semua tenggelam karena perubahan zaman.

***

Cerita nostalgia tentang BOLA itu telah menjelaskan bagaimana perubahan informasi yang cepat. Dahulu, untuk mengetahui hasil semua laga Liga Italia harus menunggu beberapa hari. Dahulu untuk mengetahui laga apa yang akan disiarkan di TV, perlu melihat media massa cetak.

Maka, dulu yang tak paham sepak bola dengan yang paham sepak bola sangat terlihat. Mereka yang sering pegang BOLA pasti fasih bicara bola. Yang tak pernah pegang BOLA ya tak fasih bicara bola. Hal itu berbeda jauh dengan masa kini.

Informasi kini ada di genggaman. Orang bisa melihat siaran langsung sepak bola di HP. Melihat hasil laga saat itu juga. Semua orang bisa bicara bola, tak seperti di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun