Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nostalgia, Apa yang Kau Tunggu dari Tabloid BOLA Kala Itu?

11 Maret 2021   11:48 Diperbarui: 11 Maret 2021   14:11 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potongan BOLA. dipublikasikan kompas.com

***

Zaman dahulu saya ingat bahwa yang menjadi pesaing BOLA adalah tabloid Tribun. Tribun ini berbeda dengan Tribunnews.com. Tabloid Tribun adalah tabloid olahraga. Harganya lebih murah dari BOLA. Tabloid ini didanai sumbangan dana sosial berhadiah (SDSB). Hanya orang yang merasakan hidup di Orde Baru yang tahu apa itu SDSB hehehe.

Ketika SDSB dilarang, maka saat itu pula Tribun kolaps. Saya terakhir kali membacar Tribun pada 1993. Saat kualifikasi Piala Dunia 1994 zona Amerika Selatan. Setelah Tribun tenggelam, BOLA punya pesaing namanya GO, atau Gema Olahraga di tahun 1994 atau 1995. Pimrednya Mahfudin NIgara, yang juga mantan wartawan andal BOLA.

Bahkan, GO menjadi pioner tabloid dwimingguan yang terbit tiap Selasa dan Jumat. BOLA kemudian mengikuti ritme itu. GO tak bertahan lama dan tumbang. Di masa-masa tahun 90-an sebelum Reformasi ada juga tabloid KOMPETISI. Setahu saya ini adalah tabloid yang berbasis di Surabaya.

Di masa setelah Reformasi, banyak tabloid atau majalah olahraga. Ada Libero, HAI Soccer juga muncul, ada juga majalah Sportif yang hidup kembali. Dulu sebelum reformasi, majalah Sportif terbit sebulan sekali dan sempat tenggelam. Setelah reformasi, majalah Sportif terbit sepekan sekali.

Di masa setelah Reformasi itu informasi benar-benar menjamur. Tapi seperti diketahui, kemudian semua tenggelam karena perubahan zaman.

***

Cerita nostalgia tentang BOLA itu telah menjelaskan bagaimana perubahan informasi yang cepat. Dahulu, untuk mengetahui hasil semua laga Liga Italia harus menunggu beberapa hari. Dahulu untuk mengetahui laga apa yang akan disiarkan di TV, perlu melihat media massa cetak.

Maka, dulu yang tak paham sepak bola dengan yang paham sepak bola sangat terlihat. Mereka yang sering pegang BOLA pasti fasih bicara bola. Yang tak pernah pegang BOLA ya tak fasih bicara bola. Hal itu berbeda jauh dengan masa kini.

Informasi kini ada di genggaman. Orang bisa melihat siaran langsung sepak bola di HP. Melihat hasil laga saat itu juga. Semua orang bisa bicara bola, tak seperti di masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun