Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Persempit Ruang, SBY Hanya Tuding Moeldoko

25 Februari 2021   07:47 Diperbarui: 25 Februari 2021   07:51 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Presiden Republik Indonesia yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempersempit ruang polemik tentang isu kudeta di Partai Demokrat. SBY dalam sebuah video terang-terangan hanya menuding Moeldoko sebagai pihak yang terlibat dalam rencana kudeta.

Melalui sebuah video yang beredar, SBY mengatakan bahwa langkah Moeldoko yang ingin mengudeta kepemimpinan di Partai Demokrat mencoreng nama Presiden Jokowi. SBY pun mengatakan, bahwa cara Moeldoko tak sejalan dengan langkah Jokowi.

Selain itu, SBY pun menyebutkan nama lain di pemerintahan Jokowi hanya diseret dan tak terlibat. SBY yakin Menko Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan tak terlibat dalam upaya kudeta itu.

Apa yang dilakukan SBY adalah bentuk mempersempit ruang. Artinya, hanya Moeldoko seorang yang kena tudingan. SBY seperti ingin menjelaskan bahwa dia siap head to head dengan Moeldoko.

SBY menekankan bahwa pihaknya tak memiliki masalah dengan pemerintahan Jokowi terkait isu kudeta. Jadi semakin jelas bagaimana SBY memandang pemerintahan Jokowi dalam isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat.

Menarik ditunggu apakah istana akan bersuara atau akan menempuh aksi. Sebab, saat ini yang melakukan tudingan adalah mantan Presiden. Tentunya memiliki kekuatan opini. Apakah istana akan merespons pernyataan SBY? Mungkin, tidak.

Tapi, apakah istana akan melalukan tindakan terkait Moeldoko. Misalnya memperkuat posisi Moeldoko untuk menjelaskan bahwa Moeldoko tidak "bersalah". Atau malah istana akan menendang Moeldoko.

Atau bisa jadi istana hanya memperingatkan Moeldoko dan tak mengubah posisinya di pemerintahan. Atau istana tak melakukan apa-apa karena saat ini bukan waktu yang tepat bicara politik. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk membahas Covid-19.

Yang juga menarik adalah bagaimana Moeldoko merespons pernyataan SBY. Tak dapat dipungkiri bahwa dulunya Moeldoko ada di bawah SBY. Bahkan, SBY lah yang memilih Moeldoko sebagai Panglima TNI.

Atau bisa jadi, Moeldoko malah tak memberi respons atas serangan SBY. Tapi jika Moeldoko merespons atau tidak, maka serangan pada Moeldoko sepertinya akan terus terjadi. Mungkin akan mereda jika ada cerita seperti museum SBY yang mencuat beberapa hari lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun