Ini yang saya rasakan. Bisa jadi seperti yang Anda rasakan. Ada dua isu yang sering muncul di akhir tahun. Isu itu seperti isu abadi. Namun, di tahun ini isu itu tak terlalu mengemuka yang dugaan saya karena Covid-19.
Apa dua isu itu? Isu pertama ucapan selamat Natal dan yang kedua adalah perayaan Tahun Baru. Ucapan selamat Natal selalu jadi bahasan dan isu yang mengemuka di akhir tahun. Khususnya pada muslim.
Jadi isunya adalah pelarangan bagi muslim untuk mengucapkan selamat Natal. Dari isu itu terbelah dua pihak. Satu pihak sepakat bahwa muslim tak boleh mengucapkan selamat Natal. Pihak lain menilai bahwa tak masalah muslim mengucapkan selamat Natal. Â Â
Nah, isu soal ucapan selamat Natal itu selalu ramai. Jadi bahasan yang hangat. Tapi, tahun ini saya melihatnya seperti tenggelam. Dugaan saya karena saat ini apapun soal perayaan tak lagi meriah karena Covid-19. Karena Covid-19 orang dibatasi atau membatasi diri untuk tak berada dalam keramaian.
Sebab, jika sampai ada di keramaian, potensi tertular Covid-19 sangat tinggi. Perayaan Natal tahun ini pun sepertinya tak akan semeriah tahun kemarin. Ya salah satunya karena Covid-19. Karena perayaan tak semeriah sebelumnya, ucapan Natal juga tak semenggema sebelumnya.
Kemudian perayaan Tahun Baru. Hal yang juga sama menggema di tahun sebelumnya. Setiap perayaan Tahun Baru selalu ada isu soal muslim tak boleh merayakan Tahun Baru. Karena menyerupai apa yang dilakukan oleh mereka yang nonmuslim.
Isu ini sepengetahuan saya juga disikapi dalam dua kubu. Mereka yang sepakat muslim tak boleh merayakan Tahun Baru dan ada juga yang menilai bahwa muslim boleh merayakan Tahun Baru. Di Tahun Baru nanti, perayaannya pun tak akan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, di Jawa Tengah untuk mengeliminir penyebaran Covid-19, tak boleh ada acara keramaian di Tahun Baru. Karena Covid-19, perayaan Tahun Baru pun tak ada. Maka, isu perayaan Tahun Baru yang dikaitkan dengan muslim, jadi melemah. Â
Selain itu, isu ramainya FPI dan reshuffle kabinet makin menenggelamkan dua isu abadi di atas. Bagus apa tidak ketika dua isu abadi itu tak menyeruak? Ya itu terserah persepsi Anda masing-masing. Yang pasti, beda pendapat boleh, tapi saling menyalahkan itu yang tak perlu dilakukan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H