Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ternyata MU Sering Punya Catatan "Horor" di Oktober

5 Oktober 2020   06:37 Diperbarui: 5 Oktober 2020   07:26 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manchester United (MU) dipermak oleh oleh Tottenham Hotspur (Spurs) 1-6 di ajang Liga Inggris, Minggu (5/10/2020) waktu Manchester. Kekalahan ini ternyata menambah rentetan "horor" yang dialami MU di Oktober.

Cerita horor yang saya maksud adalah cerita mengerikan tentang pembantaian yang dialami MU. Dalam sejarah Liga Primer Inggris dari awal dekade 90-an, MU mengalami tiga kali kekalahan dengan kebobolan enam gol. Uniknya, seperti diberitakan BBC, semua kekalahan dengan kebobolan enam gol itu terjadi di Oktober.

"Horor" pertama terjadi pada musim 1996-1997. Saat itu pada 26 Oktober 1996, MU kalah 3-6 dari Southampton. MU membuat tiga gol melalui David Beckham, David May, dan Paul Scholes. Sementara, enam gol Southampton dibuat Matthew Le Tissier, Eyal Berkovic 2 gol, Egil Ostenstad 2 gol, dan gol bunuh diri Phil Neville.

"Horor" kedua terjadi pada musim 2011-2012. Saat itu pada 23 Oktober 2011, MU dibantai tetangganya sendiri Manchester City 1-6. Kekalahan dari City itu terjadi di Old Trafford. Saat itu, satu gol MU dibuat Darren Fletcher. Sementara, enam gol City dibuat Mario Balotelli 2 gol, Edin Dzeko 2 gol, David Silva, dan Sergio Aguero.

Nah, kini "horror"  ketiga juga terjadi di Oktober, tepatnya padab 5 Oktober 2020. MU yang bermain di kandang sendiri harus mengakui keunggulan Spurs 1-6. Satu gol MU dibuat Bruno Fernandes. Sementara, enam gol Spurs dibuat Son Heung-min 2 gol, Harry Kane 2 gol, Ndombele, dan Serge Aurier.

Kekalahan dari Spurs juga membuat pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer memberikan pernyataan yang menyedihkan. Dia mengaku bahwa kekalahan dari Spurs itu adalah hari terburuknya dalam sejarah dirinya menjadi pelatih MU.

Namun, dia mengatakan bahwa sejarah telah menjelaskan bagaimana MU juga pernah terpuruk di masa lalu dan bisa bangkit. Kekalahan dari Spurs ini membuat MU hanya mendapatkan satu kemenangan dan dua kekalahan dari tiga pertandingan.

Tentu ini menjadi capaian yang buruk bagi MU di tengah upaya mereka ingin mengembalikan marwah di Liga Primer Inggris. Sekadar diketahui, sejak musim 2012-2013 MU ditinggal pelatih legendarisnya Sir Alex Ferguson yang memilih pensiun.

Sejak ditinggal Ferguson, MU belum pernah lagi juara Liga Inggris. Mereka selalu kerepotan bersaing di Liga Inggris. Empat pelatih dan satu caretaker belum bisa membuat MU mampu menjadi juara Liga Inggris. Jika mengacu pada pencapaian trofi setelah ditinggal Ferguson, maka MU di bawah Jose Mourinho adalah MU yang paling banyak trofi.

Di masa Mourinho, MU mendapatkan satu gelar Liga Europa, satu gelar Piala Liga, dan satu gelar Community Shield. Mourinho diketahui adalah orang yang kini melatih Spurs, tim yang membuat MU babak belur di kandang sendiri.

Sampai saat ini, tanda-tanda MU akan kembali ke jalur seperti yang dilakukan Ferguson sepertinya belum terlihat. Kita tunggu saja bagaimana kiprah MU di musim ini. Apakah akan bangkit setelah dihancurkan Spurs atau malah makin babak belur? (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun